Sabtu, 23 November 2013

Implementasi Kurukulum 2013.

Bismillahir-Rahmaanir-Rahiiem


Malam tadi, tepatnya Jumat malam, 22/11, sekitar jam 11.00 tengah malam, saya ada menerima pesan singkat (SMS) dari Kosma PAI-1 sebagai kepanjangan intruksi dari ketua pelaksana DMS (Dual Mode System), pesan tersebut pada intinya menginstruksikan kepada semua mahasiswa kualifikasi S-1 semester III, VII dan S-1 PGMI untuk mengikuti seminar sehari, maka paginya, hari ini, Sabtu 23 November, sesuai intruksi SMS tersebut, alhamdulillah saya telah bisa mengindahkan anjuran itu, yakni mengikuti acara seminar sehari yang bertemakan “Implimentasi Peningkatan dan Pengembangan yang menekankan Aspek Karakter Spiritual dan  Sosial pada kurikulum 2013” yang akan serentak di implementasikan pada tahun depan, Juli 2014, yang nantinya seminar ini akan di jabarkan secara konprehensif oleh Prof. DR. Sopyan Tsaori. M,Pd dan DR. Saefuddin Zuhri. M,Ag

Seminar sehari, Sabtu 23 November yang dimoderatori oleh bapak Muslihuddin, M.Ag, (Ketua DMS), sebelumnya beliau menjabarkan akan adanya empat point penting yang ditekankan dalam pengembangan kurikulum 2013 ini, antara ialah :
*. Aspek Spiritual
*. Aspek Sosial
    Kedua point ini lebih sebagai perwujudan pengembangan aspek karakter
*. Aspek Sains (Ilmu pengetahuan) sebagai pengembangan aspek kognitif
*. Aspek Skill (Keterampilan) sebagai pengembangan aspek psikomotorik.

Seminar kali ini, pembicara pertama adalah seorang profesor yang juga pakar pendidikan karakter dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Sopyan Tsaori yang dalam kesemptan ini, beliau memaparkan bahwa konsep spiritualitas yang dikembangkan pada kurikulum 2013 ini meliputi, beliau mengawalinya dengan beberapa landasan dan tujuan, antara lain misalnya :

a). Tujuan hidup manusia, antara lain :
 *. Supaya mau beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa
 *. Sebagai Khalifah (wakil) Tuhan di bumi
 *. Demi mencari kebahagiaan dunia akhirat
 *. Terciptanya kerukunan dan keharmonisan
 *. Saling menjaga dan menghormati
 *. Mengelola dunia sebagai amanat Tuhan.

b). Tujuan Negara Indonesia => sebagaimana yang termaktub pada semangat Undang-undang
     Dasar Republik Indonesia (UUD) 1945

c). Tujuan Pendidikan Nasional => sesuai yang diamanatkan pada pasal 31 ayat 3 dalam
     Perundang-undangan Pendidikan Nasional.

Kemudian lebih jauh, beliau juga sedikit mengulas tentang Kurikulum 2013 yang rencananya akan serentak bisa di implementasikan pada tahun depan (periode Juli 2014), ialah lebih menekankan pada aspek-aspek pengembangan karakter, yaitu lebih kepada aspek spiritual dan sosial, disamping dua aspek penting lainnya, yaitu aspek sains atau pengembangan "ilmu pengetahuan" sebagai perwujudan aspek kognitif, dan aspek skill atau "keterampilan" sebagai dasar-dasar pengembangan dan perwujudan aspek psikomotorik.

Ketiga unsur point tersebut pada dasarnya, menurut beliau masih mengadopsi atau masih sebagai pengembangan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Nasional tahun 1974 yang silam.

Lalu, di luar tema, beliau juga ada sedikit menyinggung tentang pengklasifikasian dan macam-macam karakter guru, di mana beliau membaginya dengan sedikit gambaran bahwa guru itu ada empat (4) tipe ; yaitu :

a)  Maha Guru => yaitu Allah swt itu sendiri, beliau menyitir penggalan ayat “Wa’Allama Aadama Al-Asma,a Kullaha … ” al-ayah => “Allah swt (guru) telah mengajarkan semua nama-nama kepada Adam (murid)
b)   Guru Sejati => yaitu Rasulullah saw, dalam kaitan ini beliau mengutip ayat “Laqod Kaana Lakum Fii Rosuulillahi Uswatun Hasanah … ” al-ayah => “Sungguh, pada diri Rasulullah saw ada keteladanan buat kamu sekalian”
Pada point ini beliau ada sedikit mengulas tentang penafsiran ayat terkait, bahwa ada syarat-syarat tertentu bagi seseorang yang hendak menteladani diri Rasulullah saw, yaitu ;
*).Semata-mata ada tujuan kepada ridho Allah swt,
*).Fisioner kedepan menyangkut amal dan kekaryaannya sebagai bentuk keprihatinan di masa-masa mendatang ,. dan
*).Senantiasa mengingat Allah dalam segala urusannya
c)       Guru Besar =>
d)      Guru Kecil =>
Untuk dua point ini, saya lalai mencatat apa yang beliau maksudkan dengan istilah adanya tipe “guru besar” dan tipe “guru kecil”, atau barang kali sayanya aja yang salah-salah dengar kali ya atau gimana gitu, sueerr saya lupa, harap maklumlah gan, saya ga pake recording soalnye ., hehe.

<<>>

Selepas pembicara pertama (Prof. DR. Supyan Tsaori. M,Pd), kemudian, dilanjutkan oleh pembicara kedua, yang kali ini dimandatkan kepada seorang pakar pendidikan islam dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati, Cirebon, yang kebetulan beliau sekarang ini tengah menjabat sebagai Ketua Dekan Fakultas Tarbiyah pada perguruan tinggi tersebut, yaitu DR. Saefuddin Zuhri. M,Ag, yang juga seorang kandidat profesor.

Pada kesempatan ini beliau juga masih menyinggung tentang penegasan kembali pada aspek-aspek pengembangan pada Kurikulum 2013. Beliau mengawalinya dengan sedikit membandingkan beberapa point penting pada perubahan Kurikulum 2013 dari Kurikulum sebelumnya, yaitu : 1). Adanya mind-set, 2). Skill dan kompetensi guru, dan 3). Sikap kepemimpinan, kulture, dan menejmen sekolah.

Implementasi spiritualitas dan sosial pada Kurikulum 2013, menurutnya ada tiga (3) aspek yang harus di jadikan dasar-dasar pengembangannya, yaitu : 1). Aqidah, 2). Syariah, dan 3). Akhlaq.

Dari ketiga dasar-dasar aspek diatas, maka yang lebih penting dari ketiganya adalah aspek Akhlaq, betapa nilai-nilai akhlaq ini menurutnya, akan berpengaruh besar terhadap pola-pola paradigma yang dimiliki bangsa Indonesia ini untuk kelak di kemudian hari bila aspek ini bisa di kembangkan dan di terapkan secara baik dan bijak oleh pelaku kependidikan dalam tatanan System Pendidikan Nasional.

Lebih jauh, beliau menggambarkan bahwa pada aspek ini, ada beberapa acuan, misalnya pada level manusia sebagai perkembangan individu, ialah bagaimana dia bisa berlaku ihsan sebagai yang dipesankan Tuhan dan RasulNya, kemudian beliau juga memaparkan bahwa nilai-nilai ihsan yang pelakunya disebut muhsin (term hadits) ini ada tiga level ; pertama, dia berlaku ihsan kepada Tuhannya, kedua, dia bisa berlaku ihsan kepada sesama, dan ketiga, dia bisa berlaku ihsan kepada alam semesta.

Point terakhir dari pengembangan sikap ihsan dalam diri seorang manusia, yakni bagaimana seharusnya seseorang  memberlakukan sikap ihsan pada alam smesta, pada binatang misalnya, pak Dekan ini kemudian memutarkan sebuah film sederhana sebagai ilustrasi singkat betapa nilai-nilai ini akan sangat terpuji sebagai perwujudan sikap empati yang di kembangkan oleh seorang anak seketika dia harus menolong seekor anak burung yang terjatuh dari sarangnya yang jauh dari atas pohon yang tinggi, ini menunjukan sikap terpuji yang semestinya kita miliki dalam pada kita menuju akhlaq muhsin sebagai tingkatan tertinggi dalam terminologi kesatuan trilogi ajaran agama setelah iman dan islam.

<<>>

Memasuki waktu dzuhur, sekitar jam 11.45 BBWI (Bagian Barat Waktu Indonesia) moderator menghentikan sejenak untuk menghormati kumandang adzan Dzuhur yang terdengar dari masjid kampus yang kebetulan tepat berada didepan gedung ICC seberang jalan, lalu setelah itu moderator kembali melanjutkan dan membuka seasen dialog atau tanya tanyab seraya mempersilahkan para audiens untuk melontarkan pertanyaan kepada kedua pembicara seputar "Implementasi Kurikulum 2013", lalu pak Dekan mengakhirinya dengan menjawab satu pertanyaan seputar masalah itu yang sebelumnya pak Profesor juga kebagian dua pertanyaan dari peserta seminar yang beliau jawab secara tuntas dan penuh dengan joke-joke menarik dan menggelitik yang disambut gemuruh secara serentak di ruangan auditorium ICC dan aplous dari para peserta seminar.

Nah, sekarang giliran pak Dekan menanggapi satu pertanyaan dari peserta menyangkut "Dilematika dan strategi pengembangan kurikulum 2013" pada tingkatan Sekolah Dasar atau MI, antara lain beliau menyitir beberapa point yang musti dikembangkan pada tingakatan itu terkait kurikulum 2013, ialah :
 *. Religius
 *. J u j u r
 *. Toleransi
 *. Disiplin
 *. Kerja keras
 *. Kreatif
 *. Demokrasi
 *. Rasa ingin tahu
 *. Kebangsaan
 *. Cinta damai
 *. ....... dan lain lain
Maaf gan !!, saya kurang bisa menyimak hingga tidak bisa mencatat point-point akhir dari ulasan pak Dekan karena slide di layar projector terlalu cepat digulirkan oleh beliau.

<<>>

Terakhir, sebelum seminar ini ditutup, sang profesor ada sedikit memberi kenang-kenangan kepada kami -peserta seminar- yang sebelum itu beliau juga ada menerima cendera mata ala kadarnya dari pak Dekan yang diserah-terimakan oleh keduanya lalu sejenak di abadikan oleh team panitia penyelenggara seminar sebagai bukti dokumentasi yang prosesi penyerahannya itu juga di abadikan oleh beberapa peserta seminar, termasuk saya via HP LG jadulku., hehe

Berikut ini kenang-kenangan yang penulis maksudkan itu, berupa syair pendek yang notasi nadanya mengikuti shimphoni indah alunan lagunya "Haddad Alwi" fituring "Sulis" berjudul "Ya Thoybah" itu, ini dia syairnya ;

BAGAIMANA MENGHITUNGNYA
BAGAIMANA MENGHITUNG DOSA
TIDAK MUNGKIN RASANYA
LUAR BIASA SULITNYA ... (2x)

         SEBANYAK PASIR DI PANTAI
         SEBANYAK RAMBUT DIKEPALA
         BANYAK YANG TAMPAK NYATA
         BANYAK YANG TERSEMBUNYI
OUH, BANYAK YANG TERSEMBUNYI

<<>>

Hadza,. wAllahu A’lamu Bish-Showaab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar