Kamis, 30 Juni 2016

Kisah Inspiratif

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem

Kisah ini terjadi dalam kekhalifahan Amiril Mukminin 'Umar Ibnu al-Khatthab RA, pada suatu hari, Umar sedang duduk termenung di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Disekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu. Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.

Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata : "Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin !!", "Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".

Umar segera bangkit dan berkata : "Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda ?"

Selasa, 21 Juni 2016

Fathimah, Ooh Fathimah.

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem

Fathimah binti Muhammad yang diancam akan dipotong tangan oleh ayahandanya sendiri (Rasulullah SAW) manakala dia kedapatan mencuri, namun alhamdulillah tak pernah terjadi, begitu besar akhlaq yang ditampilkan Fathimah meski dengan sedemikian ketat penerapan pendidikan oleh sang ayah.

وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

"Demi Allah, jika seandainya Fathimah binti Muhammad kedapatan mencuri, sungguh aku sendiri yang akan memotong tangannya". HR Bukhari no 3216.

Minggu, 12 Juni 2016

Terbelenggunya Setan-setan di Sepanjang Ramadhan

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem.

Katanya : ketika masuk bulan Ramadhan pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka terkunci, dan setan-setan terblenggu, namun pada faktanya kejahatan dan kemaksiatan masih saja mewarnai kehidupan kita bahkan kitapun masih sering melakukannya, lalu DIMANA fungsi terbelenggunya setan-setan tersebut sebagaimana Allah janjikan tersebut dalam sebuah hadits riwayat An-Nasai dari jalur Abu Huraerah RA ,,,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

Berikut ini penafsiran Imam Suyuthi dalam Syarh Sunan An-Nasai page III/330 (Maktabah Syamilah Ishdar Tsalits) tentang hadits tersebut.