Selasa, 21 Juni 2016

Fathimah, Ooh Fathimah.

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem

Fathimah binti Muhammad yang diancam akan dipotong tangan oleh ayahandanya sendiri (Rasulullah SAW) manakala dia kedapatan mencuri, namun alhamdulillah tak pernah terjadi, begitu besar akhlaq yang ditampilkan Fathimah meski dengan sedemikian ketat penerapan pendidikan oleh sang ayah.

وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

"Demi Allah, jika seandainya Fathimah binti Muhammad kedapatan mencuri, sungguh aku sendiri yang akan memotong tangannya". HR Bukhari no 3216.

Fathimah binti Khatthab, dialah sosok pelantun ayat-ayat "Thaaha" dalam al-Quran yang mampu menggetarkan hati dan jiwa saudaranya, 'Umar ibn Khatthab yg di kemudian hari berjuluk si hati singa al-Faaruq dalam Islam, pun sebegitu mulia hati Fathimah yang satu ini, begitu lembut suaranya hinggapun menyayat hati siapa pun yg mendengarnya. 


"وكان إسلام عمر فيما بلغني أن أخته فاطمة بنت الخطاب كانت عند سعيد بن زيد بن عمرو بن نفيل ، كانت قد أسلمت وأسلم زوجها سعيد بن زيد ، فأتاهما عمر وعندهما خباب بن الأرت معه صحيفة ، فيها : طه (1) يقرئهما إياها ، فلما سمعوا حس عمر تغيب خباب ، فأخذت فاطمة بنت الخطاب الصحيفة ، فجعلتها تحت فخذها ، فلما دخل عمر ، قال : ما هذه الهينمة التي سمعت ؟ قالا له : ما سمعت شيئا ، قال : بلى ، والله ، لقد أخبرت أنكما قد تابعتما محمدا على دينه ، وبطش بختنه سعيد بن زيد ، فقامت أخته فاطمة لتكفه فضربها فشجها (2) ، فلما فعل ذلك قالت له أخته وختنه (3) : نعم قد أسلمنا وآمنا بالله ورسوله ، فاصنع ما بدا لك" معرفة الصحابة لأبي نعيم 23\407 

Oya, tak kebetulan guru pengujiku -saat kuliah dulu di IAIN Syekh Nurjati Cirebon- juga memiliki nama yang sama, Fathimah, ibu kandungku juga Fathimah binti Sa'ied, kedua sosok terakhir ini ada benang merah yang coba kutangkap dari kedua figur tersebut, begitu lembut dan hangat namun tegas dalam memperlakukanku sebagai anak didik dan anak kandungnya sendiri ...

Barusan download "Air Mata Fathimah 2014", sebuah film karya anak bangsa, begitu inspiratif untuk kita tonton, sarat akan nilai-nilai religius, banyak muatan 'ibrah positif di dalamnya, film ini menggambarkan sosok "Fathimah binti Harun Syah" dari sisi kebesaran jiwanya, kelembutan hatinya, kesabaran dan ketabahannya dlm menghadapi perlakuan semena-mena yg tak adil dari ayah kendungnya sendiri dan dari semua warga dusun hasutan sang ayah, si putri malang dari Palembang, sarat penderitaan namun tetap dlm kebesaran jiwa dan kelembutan hatinya, ...

... , betapa tidak, dia yang sejak lahir tak diakui oleh sang ayah, "Kau adalah anak dari hasil hubungan gelap ibumu dengan Kiyai Ali Daud" hardik sang ayah, Kiyai Daud adalah seorang guru yang sangat ikhlas berjuang demi tersebarnya agama di dusun itu yang memang pada mulanya merupakan saingan berat sang ayah dalam memperebutkan Hamidah ibunda Fathimah, selama Hamidah dipersunting dan dinikahi Harun -pria terkaya dan sombong di dusun itu-, selama itu pula Hamidah kehidupannya terkungkung dan tersiksa, tak henti-henti Harun menyiksanya hingga kemudian berakhir dengan perceraian setelah mendakwanya berzinah dengan sang Kiyai -mantan saingan beratnya itu-, ...

Fathimah tak boleh bergaul dengan siapa pun hingga kehidupannya terkucilkan dari pergaulan warga dusun, maka wajar sekali jika tak ada kesempatan sedikitpun baginya untuk bisa mengenyam pendidikan, umum maupun agama, namun hal itu tak menyurutkan niyatnya untuk terus menapaki kehidupan, tak mengurangi kebesaran jiwa dan ketabahan hatinya untuk senantiasa berusaha keras menuntut haknya dengan semata-mata berpengharapan pada Tuhannya, bertubi-tubi dia mengalami perlakuan ganjil dari semua warga, terlebih tindakan kasar dari ayahnya sendiri, ...

..., alhasil, 20 tahun kemudian, rupanya Allah lebih sayang hinggapun penderitaan itu tak kunjung berakhir hingga kematiannya via hukum rajam meski tak terbukti yang didakwakan sang ayah dan semua warga dusun, Fathimah di dakwa berbuat zinah dengan Ikhsan bin Daud, putra Kiyai 'Ali Daud yang secara diam-diam mecoba mengajari Fathimah al-Quran di rumahnya yang terisolasi dari warga dusun, pengajaran inilah yang kemudian di salah pahami sebagai perbuatan zinah oleh sang ayah, mantan suami ibu Hamidah, lalu oleh sang ayah dibuatlah makar untuk keduanya dengan tuduhan palsu hingga dibawalah Fathimah ke hadapan mahkamah hukum adat dan dijatuhi had rajam oleh ketua adat.

Yah, nyentuh banget alur film ini, sungguh mengingatkanku akan figur besar Fathimah-Fathimah di atas; Fathimah binti Muhammad, Fathimah binti Khattab, Fathimah guruku, dan tentu saja Fathimah binti Sa'ied ibuku sendiri, lahum al-Faatihah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar