Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
Berikut ini penafsiran Imam Suyuthi dalam Syarh Sunan An-Nasai page III/330 (Maktabah Syamilah Ishdar Tsalits) tentang hadits tersebut.
Bagaimana pandangan anda tentang berbagai kejahatan dan kemaksiyatan, dan atau perlakuan dosa masih banyak terjadi di mana-mana di bulan Ramadhan ini, ("bahkan kita pun masih sering melakukannya" red), lalu -seandainya benar setan-setan itu terbenlenggu, maka niscaya kejahatan atau kemaksiyatan tersebut takkan pernah terjadi di sepanjang Ramadhan-.
Katanya : ketika masuk bulan Ramadhan pintu-pintu surga terbuka,
pintu-pintu neraka terkunci, dan setan-setan terblenggu, namun pada faktanya
kejahatan dan kemaksiatan masih saja mewarnai kehidupan kita bahkan kitapun
masih sering melakukannya, lalu DIMANA fungsi terbelenggunya setan-setan
tersebut sebagaimana Allah janjikan tersebut dalam sebuah hadits riwayat
An-Nasai dari jalur Abu Huraerah RA ,,,
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
Berikut ini penafsiran Imam Suyuthi dalam Syarh Sunan An-Nasai page III/330 (Maktabah Syamilah Ishdar Tsalits) tentang hadits tersebut.
فَإِنْ قِيلَ فَكَيْف تُرَى الشُّرُور وَالْمَعَاصِي
وَاقِعَة فِي رَمَضَان كَثِيرًا -فَلَوْ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِين لَمْ يَقَع ذَلِكَ-,
فَالْجَوَاب أَنَّهَا إِنَّمَا تُغَلّ عَنْ الصَّائِمِينَ الصَّوْم الَّذِي
حُوفِظَ عَلَى شُرُوطِهِ وَرُوعِيَتْ آدَابه أَوْ الْمُصَفَّد بَعْض الشَّيَاطِين
وَهُمْ الْمَرَدَة لَا كُلّهمْ وَالْمَقْصُود تَقْلِيل الشُّرُور مِنْهُمْ فِيهِ
وَهَذَا أَمْر مَحْسُوس فَإِنَّ وُقُوع ذَلِكَ فِيهِ أَقَلّ مِنْ غَيْره إِذْ لَا
يَلْزَم مِنْ تَصْفِيد جَمِيعهمْ أَنْ لَا يَقَع شَرٌّ وَلَا مَعْصِيَة لِأَنَّ
لِذَلِكَ أَسْبَابًا غَيْر الشَّيَاطِين كَالنُّفُوسِ الْخَبِيثَة وَالْعَادَات
الْقَبِيحَة وَالشَّيَاطِين الْإِنْسِيَّة
Bagaimana pandangan anda tentang berbagai kejahatan dan kemaksiyatan, dan atau perlakuan dosa masih banyak terjadi di mana-mana di bulan Ramadhan ini, ("bahkan kita pun masih sering melakukannya" red), lalu -seandainya benar setan-setan itu terbenlenggu, maka niscaya kejahatan atau kemaksiyatan tersebut takkan pernah terjadi di sepanjang Ramadhan-.
Imam Suyuthi menjawabnya, ialah :
Pertama, benar bahwa setan-setan terbelenggu -saat ketika bulan
Ramadhan- mereka tak berdaya untuk mampu menggoda para shaim yang benar-benar
menjaga syarat dan ketentuan berpuasa dengan senantiasa menjaga adab-adab dan
etika berpuasa, ini yang kemudian para shaim mampu membelenggu sebagian setan,
yah, tidak semua setan, artinya Tuhan hanya meminimalisir perlakuan jahat
mereka, ini adalah real, lalu mengapa terjadi hanya sedikit saja dari yang
terjadi di luar Ramadhan, karena sebenarnya Tuhan tak membelenggu keseluruhan
setan sehingga tak mengherankan jika kejahatan atau kemaksiyatan/dosa pun masih mewarnai di
keseharian kita, terjadi di mana-mana di sepanjang Ramadhan, kenapa demikian ?, karena tentu saja ada faktor-faktor lain
yang mempengerahi terjadinya kejajahatan/perlakuan dosa dan maksiyat selain
daripada dorongan setan.
Kedua, ketahuilah bahwa dalam diri
manusia, di dalamnya ada terbenam nafsu jahat (nafs al-ammarah),
kebiasaan-kebiasaan buruk, juga terbenam setan-setan manusia, inilah beberapa
faktor di luar setan yang senantiasa mempengaruhi manusia untuk berbuat jahat dan
berbuat dosa, maka tak heran jika di bulan Ramadhan ini pun masih kita saksikan
perbuatan jahat/perlakuan maksiyat terjadi di mana-mana.
wAllahu A'lamu Bish-Shawaab
wAllahu A'lamu Bish-Shawaab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar