Rabu, 23 Maret 2016

Fashal III : Memilih Ilmu, Guru, dan Menyeleksi Teman

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem

Seorang pelajar, setiap saat sebaiknya memilih ilmu pengetahuan yang baik dan atau yang bernilai kebaikan bagi dirinya juga ilmu-ilmu yang memang sangat dibutuhkan bagi dirinya tentang ajaran agama misalnya, kemudian sampailah ilmu apa saja yang ia butuhkan menyangkut urusan dunia.

Ilmu-ilmu yang masuk dalam skala prioritas untuk segera dipelajari adalah ilmu tauhid ("disiplin ilmu untuk mengenali Tuhan dan mengesakanNya" red) suatu ilmu pengetahuan untuk ma'rifah kepada Allah SWT dengan berbagai bukti (dalil) jika memang keimanan kita masih di level muqallid (bukan mujtahid). Demikian pendangan yang berkembang dikalangan madzhab kita, meski dalam madzhab ini keimanan seorang muqallid masih dianggap benar (sahih), namun pelakunya dianggap berdosa oleh sebab tidak berusaha (mengabaikan) untuk berusaha mencari-cari bukti (dalil).

Seorang pelajar, hendaknya pula memilih ilmi-ilmu yang kuna, bukan yang baru lahir. Banyak ulama menekankan : “Tekunilah ilmu kuna, bukan yang baru saja ada.” Awas, jangan sampai terkena pengaruh perdebatan yang tumbuh subur setelah habisnya ualama besar, sebab hal itu berimplikasi akan menjauhkan pelajar dari mengenali fiqh, hanya menghabiskan usia dengan tanpa guna, menumbuhkan sikap anti-pati/buas dan gemar bermusuhan. Dan hal itulah termasuk tanda-tanda kiamat akan tiba serta lenyapnya fiqih dan pengetahuan-pengetahuan lain, demikianlah menurut uraian hadits.

Adapun memilih guru, hendaknya (para pelajar) memilihnya yang paling 'alim (seorang yang paling berilmu luas), paling wara' (seorang yang paling bisa menjaga diri dengan kemuliaan ilmu yang dimilikinya), dan paling nyunnah (seorang yang perilakunya paling sesuai dan paling dekat dengan kebenaran perilaku Nabi SAW) sebagaimana Imam Abu Hanifah rahimahullahu 'alayh tatkala memilih seorang guru, Hammad ibn Sulaiman setelah melalui pemikiran dan perenungan yang matang dan mendalam, Imam Abu Hanifah berkata : "Aku memilihnya sebagai guru karena aku telah mendapatinya sebagai yang telah berusia sepuh, di saminng juga berwibawa, yang asih, yang banyak bersabar dalam segala halnya".

Imam Abu Hanifah juga berkata : "Dan akhirnya menetaplah dirinya (sang Imam) di sisi Hammad ibn Sulaiman sebagai muridnya hingga sang Imam tumbuh besar dan berkembang di sana".

Imam Abu Hanifah berkata : "Pernah aku mendengar seorang hakim -dari para hukama negeri Samarqand-, berkata : (Sesungguhnya ada seorang pelajar memintaku nasihat dalam pada mencari 'ilmu) dan nampaknya dia telah bermantap hati untuk segera pergi ke Bukhara dalam rangka menuntut ilmu".

Dan begitulah seterusnya, sebaiknya seorang pelajar harus senantiasa meminta nasihat-nasihat baik pada yang lain dan meminta pertimbangannya ("masukan yang bijak" red) untuk segala urusan. Sesungguhnya Allah SWT menyeru NabiNya, Muhammad SAW untuk selalu menjaga sikap musyawarah ("meminta pertimbangan kepada para sahabatnya" red) dalam segala urusan padahal tak seorang pun di dunia ini yang nyata-nyata secerdas beliau, namun faktanya Allah SWT masih tetap menyerunya untuk melakukan itu. Adalah Rasulullah SAW senantiasa meminta pertimbangan sahabat-sahabatnya di setiap kali ada hal yang perlu dibedah dan dimuasyarahkan bersama mereka bahkan untuk urusan rumah tangganya sekalipun.

Sahabat 'Aliy -karromallahu wajhah- pernah berkata : "Seseorang yang menyenantiasakan prinsip musyawarah dalam kehidupannya itu tidak akan mengalami binasa".

Dikatakan : Perbedaan [manusia] atau lelaki [sempurna] dengan manusia/lelaki separuh sempurna dan manusia bodoh itu, terletak pada nilai pemikiran yang dikembangkannya :
(1) Lelaki sempurna "Adalah orang yang berpandangan tepat dan selalu meminta pertimbangan para ahli (para cerdik cendikia)", sedangkan
(2) Lelaki separuh sempurna "Adalah seorang yang berpandangan benar namun tak meminta pertimbangan para ahli (para cerdik cendikia), atau ia meminta pertimbangan namun pertimbangan yang masuk tersebut tak digubrisnya", dan
(3) Orang bodoh "Adalah seorang yang tak memiliki pandangan/pemikiran sedikitpun dan tak juga meminta pertimbangan para ahli (para cerdik cendikia)".

Ja'far Shadiq pernah menasihati Sufyan Tsauri : "Mintalah pertimbangan pada orang lain yang kreible yaitu yang benar-benar memiliki rasa takut pada Allah SWT dalam segala urusanmu".

Sedangkan proses perjalanan dalam pencarian ilmu jelas merupakan sesuatu yang mimiliki signifikansi tersendiri bila dibanding dengan urusan apapun di dunia ini, maka hendaklah kau terapkan prinsip-prinsip musyawarah di dalamnya ("meminta pertimbangan kepada orang lain" red), prinsip inilah merupakan sesuatu yang urgens dan wajib di lakukan bagi setiap pelajar.

Al-Hakim -rahimahullahu 'alayhi- menasihatkan : “Jikalau engkau jadi pergi ke Bukhara, janganlah engkau ikut-ikutan berselisih dengan para imam. Tenanglah lebih dulu selama dua bulan, guna mempertimbangkan dan memilih guru. Karena bisa jadi engkau pergi kepada seorang 'alim dan kau mulai belajar kepadanya, tiba-tiba pelajarannya tidak semenarik -apa yang kau bayangkan sebelumnya- dan tidak cocok untukmu, akhirnya proses pembelajarannya pun tidak kau dapati berkah di sana. Karena itu, pertimbangkanlah dulu barang dua bulan untuk memilih gurumu itu, dan bermusyawarahlah agar tepat, serta tidak lagi ingin berpindah ataupun berpaling dari guru tersebut. Dengan begitu, kau mendapat kemantapan belajar di sana, mendapat berkah dan banyak kemamfaatan ilmu yang kau peroleh dari sana”.

Maka dalam masa tenggang dua bulan itulah handaknya kau lakukan pertimbangan untuk kemudian kau bisa memilih seorang guru, mintalah nasihat dan pertimbangan orang lain hingga kau benar-benar tak lagi butuh untuk meninggalkan guru tersebut dengan berpaling dari padanya, maka menjadilah kau tetap di sana hingga proses pembelajaranmu menjadi berkah karenanya, dan ilmu yang kau raih pun menjadi banyak manfa'at karenanya.

Ketahuilah, bahwasannya sabar dan menetapi kesabaran itu merupakan dasar kekuatan yang besar dalam segala urusan, di samping juga memiliki nilai-nilai kemuliaan di dalamnya, sebagaimana tersebut dalam sebuah sya'ir : 

لِكُلِّ إلَى شَأْوِ العَلاَ حَرَكَاتٍ  ::  وَلَكِنْ عَزِيْز فِى الرِّجَالِ ثَبَات 

Untuk segala pergerakan perlu adanya sikap kesabaran yang tinggi :: namun bagi seseorang yang mampu bertahan dalam kesabarannya adalah kemuliaan tersendiri baginya.

Ditanyakan : apa sih keberanian itu ?
[Konon dikatakan] bahwa Keberanian itu adalah sesaaat kita bersabar.

Maka seyogyanya bagi seorang pelajar itu tetap dalam kesabarannya dan senantiasa bersabar atas guru yang mengajarimu dan atas bacaan-bacaan kitab yang tengah kau pelajari sehingga dengan demikian kau tak lagi hendak meninggalkannya sama sekali, bersabar atas segala fan mata pelajaran hingga tak lagi mau kau tergiur akan mata pelajaran yang lain sebelum mata pelajaran pertama benar-benar rampung kau pelajari, bersabar atas tempat dimana di sanalah kau tengah menempa diri dengan berbagai pembelajaran hingga kau tak lagi berkeinginan pindah ke lain tempat tanpa ada alasan yang jelas. Karena sesungguhnya semua itu berimplikasi akan memisahkanmu pada segala urusan yang urgens, tersibukkannya hati dengan urusan-urusan sepele, menyia-nyiakan waktu dan menyakiti guru.

Seorang pelajar juga sebaiknya bersabar dari segala kecamuk hawa nafsunya.
Seorang penyair menggubah sebuah sya'ir : 

إنَّ الَهوَى لَهُوَ الهَوَانُ بِعَيْنِهِ  ::  وَصَرِيْعُ كُلِّ هَوَىَ صَرِيْعُ هَوَانٍ

Sesungguhny hawa itu adalah makhluq yang hina :: dan setiap jajahannya adalah yang terkalahkannya.

Sehingga terjatuhlah dia dalam kehinaan dan terkekang selamanya.
Di katakan, harta simpanan yang berlimpah itu terletak pada sebuah ujian yang dilaluinya.

Dan sungguh telah ada gubahan sebuah sya'ir, dan sya'ir ini pernah juga di ucapkan kepada 'Aliy ibn Abi Thalib -karramallahu wajhah- berbentuk sya'ir, yaitu :

ألاَ لَـنْ تَنَــالَ الْــعِـلْمَ إِلاَّ بِسِــتَّةٍ  :: سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانِ

ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ :: وَإِرْشَادِ أُسْــــتَاذٍ وَطُـوْلِ زَمـــَانِ

Ingat, manalah bisa kau peroleh ilmu kecuali dengan enam perkara :: akan aku ceritakan/perjelas satu persatunya secara utuh
(1) berakal cerdas, (2) gairah/bercita-cita tinggi, (3) telaten dan mau bersabar, (4) butuh dana/biaya, :: (5) ada petunjuk guru, dan (6) perlu waktu lama.

Sedangkan dalam memilih teman/sahabat juga perlu dicari dengan berusaha keras menseleksinya, karenanya sebaiknya seorang pelajar memilih seorang teman/sahabat yang benar-benar memiliki sifat/sikap asih, yang wara' (berhati-hati dalam pergaulan), memiliki perwatakan yang lurus dan benar, yang memberi pemahaman, yang berusaha keras bangkit dari keterpurukan dan kemalasan, dari menafikan teman, dan dari sifat memperbanyak teman, yang merusak dan mendatangkan firnah.
Seorang penyair berkata (mendendangkan syi'iran) :

عَنِ الْمَرْءِ لَا تَسْئَلْ وَأَبْصِرْ قَرِيْنَهُ  ::  فَـإنَّ الْـقَرِيْنَ بِالْمُـقَارِنَ يَقْــتَـدِى

فـَإنْ كَـانَ ذَاشَرٍّ فَــجَـنِّبْهُ سُرْعَـةً  ::  وَإنْ كَانَ ذَاخَيْرٍ فَقَارِنْهُ تَهْـتَدِى

Tentang watak seorang teman, jangan sekali-kali engkau tanyai dia, lihatlah saja pada  perilaku teman-temannya :: karena teman itu akan selalu mengikuti perilaku/tindakan temannya

Jika teman itu tak baik, maka segeralah jauhi dia :: namun jika teman ityu baik, segeralah dekati dia, karena sesungguhnya teman seperti inilah yang akan menunjukimu.

Di sini, saya pun perlu mengutip sya'ir lain, yaitu :

لاَ تَصْحَـبْ الكَسْلاَنَ فِى حَـالَتِهِ  :: كـَمْ صَـالِــحٍ بِفَـسَـادٍ آخَــرْ يُفْسِـدُ

عدوى البَلِيْدِ إلىَ الجَلِيْدِ سَرِيْعَةٌ  ::  كَالْجَمْرِ يُوْضَعُ فِى الرَّمَادِ فَيُخْمَدُ 

Jangan sekali-kali kau dekati teman yang pemalas dalam setiap kondisi :: Sebab betapa banyak orang-orang baik menjadi buruk oleh karena keburukan temannya

Sebab menularnya sifat kebodohan terhadap orang yang pintar itu sangat cepat sekali  :: ibarat api yang ditutupi dengan abu.

قال النبى صلَى الله عليه وسلّم : "كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُولَدُ عَلَى فِطْرَةِ الإسْلاَمِ، إلاَّ أنَّ أَبَوَاهُ يَهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ". الحديث .

Sabda Nabi SAW : "Setiap anak yang terlahir (ke dunia ini) senantiasa atas kefitrahan Islam, kecuali kedua orang-tuanya lah yang kelak membuatnya Yahudi, atau Nashrani, atau Majusi". Al-Hadits

Ada disebut dalam ungkapan bijak (kata-kata hikmah) dalam bahasa Persi  :

باربــــد بدتـر بود ازمـاربــــد ::  بحـق ذات بـاك الله الصـمـد

باربد ازدترا سوى حجيم :: بــــار نـيكــوكــير نابـــى نعــــــيم 

Teman yang durhaka, lebih berbisa daripada ular yang berbahaya :: Demi Allah Yang Maha Tinggi, Nan Maha Suci

Teman buruk, membawamu ke neraka jahim :: Sedangkan teman bagus, mengajakmu ke sorga na’im

Ada tersebut dalam sebuah syi’ir :

إنْ كُنْتَ تَبْغِى الْعِلْمَ وَأَهْلَهُ ::  أوْ شَـاهِـــدًا يُخْبِرُ عَنْ غَائِبٍ

فَاعْتَــــبِرِ الأرْضَ بِأَسْـمَائِـــهَا   :: وَاعْتَبِرِ الصَّاحِبَ بِالصَّاحِبِ

Bila kau ingin dapati banyak ilmu dari ahlinya :: Atau ingin tahu yang gaib dan memberitakannya

Maka dari nama bumi, ambillah pelajaran tentang isinya :: dan dari seorang yang di temani, ibaratkanlah dia tentang dia

<<>> 

فصل
فى اختيار العلم والأستاذ والشريك والثبات

          وينبغى لطالب العلم أن يختار من كل علم أحسنه  وما يحتاج إليه فى أمر دينه فى الحال، ثم ما يحتاج إليه فى المآل.
          ويقدم علم التوحيد والمعرفة ويعرف الله تعالى بالدليل، فإن إيمان المقلد ـ وإن كان صحيحا عندنا ـ لكن يكون آثما بترك الإستدلال .
          ويختار العتيق دون المحدثات ، قالوا: عليكم بالعتيق وإياكم بالمحدثات، وإياك أن تشتغل بهذا الجدال الذى ظهر بعد انقراض الأكابر من العلماء، فإنه يبعد عن الفقه ويضيع العمر ويورث الوحشة والعداوة، وهو من أشراط الساعة وارتفاع العلم والفقه،كذا ورد فى الحديث .
          أما اختيار الأستاذ: فينبغى أن يختار الأعلم والأورع والأسن، كما اختار أبو حنيفة، رحمة الله عليه، حماد بن سليمان ، بعد التأمل والتفكير، قال: وجدته شيخا وقورا حليما صبورا فى الأمور .
          وقال: ثبت عند حماد بن سليمان فنبت 
          وقال أبو حنيفة رحمة الله عليه: سمعت حكيما من حكماء سمرقند  قال: إن واحدا من طلبة العلم شاورنى فى طلب العلم، وكان قد عزم على الذهاب إلى بخارى  لطلب العلم .
          وهكذا ينبغى أن يشاور فى كل أمر، فإن الله تعالى أمر رسوله عليه الصلاة والسلام بالمشاورة فى الأمور  ولم يكن أحد أفطن منه، ومع ذلك أمر بالمشاورة، وكان يشاور أصحابه فى جميع الأمور حتى حوائج البيت .
قال على كرم الله وجهه: ما هلك امرؤ عن مشورة .    
          قيل : [الناس] رجل [تام] ونصف رجل، ولا شيئ فالرجل: من له رأي صائب ويشاور العقلاء، ونصف رجل: من له رأي صائب لكن لا يشاور، أو يشاور ولكن لا رأي له، ولا شيئ: من لا رأي له ولا يشاور.
          وقال جعفر الصادق  لسفيان الثورى : شاور فى أمرك الذين يخشون الله تعالى .
          فطلب العلم من أعلى الأمور وأصعبها، فكانت المشاورة فيه أهم وأوجب.
          فتأمل فى شهرين فى اختيار الأستاذ، وشاور حتى لا تحتاج إلى تركه والاعراض عنه فتثبت عنده حتى يكون تعلمك مباركا وتنتفع بعلمك كثيرا.
          قال الحكيم  رحمة الله عليه: إذا ذهبت إلى بخارى فلا تعجل فى الإختلاف إلى الأئمة وامكث شهرين حتى تتأمل وتختار أستاذا، فإنك إن ذهبت إلى عالم وبدأت بالسبق  عنده فربما لا يعجبك درسه  فتتركه فتذهب إلى آخر، فلا يبارك لك فى التعلم.
          واعلم أن الصبر والثبات أصل كبير فى جميع الأمور ولكنه عزيز، كما قيل:
لكل إلى شأو العلا حركات ولكن عزيز فى الرجال ثبات
          قيل: ما الشجاعة ؟
          [قيل]: الشجاعة صبر ساعة.
          فينبغى أن يثبت ويصير على أستاذ وعلى كتاب حتى لا يتركه أبتر، وعلى فن حتى لا يشتغل بفن آخر قبل أن يتقن الأول ، وعلى بلد حتى لا ينتقل إلى بلد آخر من غير ضرورة ، فإن ذلك كله يفرق الأمور ويشغل القلوب ويضيع الأوقات ويؤذى المعلم.
          وينبغى أن يصبر عما تريده نفسه وهواه.
          قال الشاعر:
إن الهوى لهو الهوان بعينه    وصريع كل هوى صريع هوان
          ويصير على المحن والبليات.
          قيل: خزائن المنن، على قناطير المحن.
          ولقد أنشدت، وقيل إنه لعلى بن أبى طالب كرم الله وجهه شعرا :

ألا لـن تنــال الــعـلـــم إلا بســتة     سأنبيك عن مجموعها ببيان
ذكاء وحرص واصطبار وبلغة     وإرشـــاد أستاذ وطـول زمـــان

          وأما اختيار الشريك، فينبغى أن يختار المجد والوراع وصاحب الطبع المستقيم المتفهم، ويفر من الكسلان والمعطل والمكثار  والمفسد والفتان.
          قال الشاعر :
عن المرء لا تسل وأبصر قرينه    فـإن الـقرين بالمـقارن يقــتـدى
فـإن كـان ذا شر فــجـنبه سرعـة   وإن كان ذا خير فقارنه تهـتدى

وأنشدت شعرا آخر:
لا تصحـب الكسلان فى حـالته :: كـم صـالــح بفـسـاد آخــر يفسـد
عدوى البليد إلى الجلــيد سريعة  :: كالجمر يوضع فى الرماد فيخمد

          ويقال فى الحكمة بالفارسية :
باربــــد بدتـر بود ازمـاربــــد    بحـق ذات بـاك الله الصـمـد
باربد ازدترا سوى حجيم    بــــار نـيكــوكــير نابـــى نعــــــيم

وقيل :

إن كنت تبغى العلم وأهله         أو شـاهدا يخـبـر عن غائب

فاعتبر الأرض بأسـمائها         واعتبر الصاحب بالصاحب





Tidak ada komentar:

Posting Komentar