Rabu, 29 Juli 2015

Turut Ramaikan ISLAM NUSANTARA : Diskusi ringan dgn teman facebook, meski dgn perspektif asal, sing penting bli kesasar (tersesat jalan)


Bismillahi ar-Rahmaan ar-Rahiiem

Untuk supaya tidak di salah-pahami tentang istilah ISLAM NUSANTARA, coba simak dan renungkan tabyin syair berikut :

فمَن به جَاء اسلامْ نوسانتارا :: تِسعةُ أولِياءِ اللهِ في جَوَى

ومَـن يُرافِـــضُـه لا يُـعلَم في :: بابِ إضـافةٍ لــذاك فاعرِفِ

لأنّه الإســـلامُ في نوسانتارا ::  نويّةً فِي ليـس مِنْ او لامًا


(Tahukah anda) siapa pembawa ISLAM NUSANTARA ? ::
merekalah wali songo di Jawa.

Barang siapa yang menolak ISLAM NUSANTARA ::
dia belum mengerti susunan idhafah (idiom), maka ketahuilah

Islam Nusantara itu (artinya) ISLAM di NUSANTARA ::
menyimpan makna FI (di) bukan MIN (dari) atau LI (pada)

Sumber : nu.or.id

Selasa, 21 Juli 2015

Imam Syafi’ie RA bertabarruk dengan Jubah (Gamis) Imam Ahmad RA



Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem

Tersebut dalam kitab “Thabaqat asy-Syafi’ieyyah al-Kubra” karya ‘Abd Wahhab ibn ‘Aly ibn ‘Abd al-Kaafi as-Subuky -atau lebih popular dengan nama Imam Subuky- (tahun 771 H), riwayat ini ada dipage II/36, berkata Imam ar-Rabii’ ibn Sulaiman al-Muraadiy (salah seorang murid Imam Syafi’ie) : Bahwasannya Imam Syafi’ie RA suatu hari pergi menuju Mesir, lalu ia berkata kepadaku : “Wahai Rabii’ !!, bawalah suratku ini dan serahkan kepada Abi ‘Abdillah, yaitu Ahmad ibn Hanbal (di Baghdad Iraq), dan sampaikan salamku padanya, dan tunggulah apa responnya ?”,

Berkata Imam Rabii’ -melanjutkan ceritanya-, kemudian aku memasuki kota Baghdad, dan bersamaku sepucuk surat dari sang Imam, sesampai di Baghdad aku langsung menemui Imam Ahmad, dan beliau tengah melaksanakan shalat fajar di sebuah masjid, sesaat aku menungguinya dulu, selepas beliau beranjak bangkit dari mihrabnya, lalu kepadanya aku serahkan surat itu selepas aku memberinya salam terlebi dahulu : “Surat ini dari saudaramu, Imam Syafi’ie di Mesir, wahai Abi ‘Abdillah !!”. Lalu kepadaku, Imam Ahmad berkata : “Kamu sudah tau isinya ?!”, aku berkata : “Belum, wahai Abi ‘Abdillah !!”, lalu secara hati-hati beliau membuka segel surat itu kemudian membacanya, aku perhatikan, kedua mata beliau mulai berlinangan air mata, dan kepadanya aku coba memberanikan diri untuk bertanya : “Gerangan apakah yang membuatmu menangis, wahai Abi Abdillah ?!”.

Kisah Imam Syafi’ie versus Putrinya Imam Ahmad RA


Bismillqahir-Rahmaanir-Rahiiem

Alkisah, suatu hari Imam Syafi’ie datang berkunjung ke rumah Imam Ahmad ibn Hanbal, dan Imam Ahmad memiliki seorang putri cantik lagi shalihah, dia bangun hampir disetiap malamnya untuk qiyamullail, siangnya berpuasa, dia juga senang akan mendengarkan kisah-kisah teladan (autobiographi) tentang orang-orang shalih dulu, sehingga saat ketika mendengar bahwa Imam Safi’ie -yang sebegitu besar penghormatan ayahnya terhadap sang Imam- akan berkunjung ke rumah ayahnya, betapa senang dia mendengar itu.

Maka tatkala hari yang ditunggu-tunggunya benar-benar datang, dan benar saja sampailah sang Imam di rumah ayahnya, dia pun senang menyambutnya dengan berharap besar bahwa dia akan mengetahui banyak hal tentang seluk-beluk sang Imam, tentang apa yang akan diperbuatnya dan dapat mendengar maqalahnya langsung dari sang Imam. Kemudian setelah sang Imam menyantap habis makanan yang dihidangkan, lalu malam itu Imam Ahmad beranjak pergi untuk shalat dan berdzikir, sedang sang Imam justru merebahkan badannya dipembaringan setelah memasuki suatu kamar yang sebelumnya telah dipersiapkan untuk peristirahatan sang Imam, maka dari sejak itu mulailah sang putri memata-matai dan mencermati apa yang bakal diperbuat sang Imam hingga fajar nanti.