Selasa, 26 April 2016

Logika itu Jalan Pikiran.

By Soepangat Moenadjat

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem

Jalan pikiran dipengaruhi oleh RASA (etos), dan AKAL (rasio).

RASA itu ranah kebaikan/subyektifitas ...
AKAL itu ranah kebenaran/obyektifitas ...

Dalam melihat permasalahan, selalu saja orang membacanya sesuai kemampuan yang ada dalam dirinya ...

Orang yang jiwa/ruhnya didominasi RASA, dia akan berpikir melalui peRASAannya ; Oleh karenanya, maka hasilnya, dia bisa merasainya/merasakannya. Maka baginya yang dirasakannya itulah merupakan hasil berpikirnya, yang dia anggap/rasa benar menurutnya, ... itulah persepsinya.

Selasa, 05 April 2016

Demikianlah Biang dari Perselisihan Paham.

By Soepangat Moenadjat

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem

Sebab orang berpikir, maka yang dia tahu itulah yang benar dan pasti ...
Kemudian, dari sana pula dia menganggap hanya persepsi/pendapatnya, apa yang dipikirkannya, sebagai yang paling benar, bukan yang lain

Berpikir, bahwa orang lain semua sama posisi/kedudukannya dalam melihat sesuatu yang dipikirkannya, seperti dirinya; dan ketika ternyata ada orang lain memiliki persepsi berbeda dari dirinya, lalu masing-masing hendak mempertahankan pola pikiran dan pandangannya semata dengan memaksakan pandangannya kepada yang lain.

#Indikasi perselisiham paham adalah debat (syirik) ...
Maka debat tak akan pernah menemukan hakikat, mempertemukan pendapat..

Jumat, 01 April 2016

Ridho Allah vs Ridho Manusia, Pilih Mana ?

Bismillahir-Rahmaanir-Rahiiem.

رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لَا تُدْرَكْ , وَرِضَا اللهِ غَايَةٌ لاَ تَتْرُكْ ، فَاتْرُكْ مَا لَا يُدْرَك ، وَأدْرِك مَا لَا يَتْرُكْ .

Artinya : “Ridho manusia adalah cita yang tak bisa diraih, sedangkan ridho Allah adalah sesuatu yang tak sepatutnya ditinggal. Oleh karena itu, tinggalkanlah apa yang tidak mampu diraih, dan raihlah apa yang tak sepatutnya ditinggal”.

Redaksi makalah di atas semakna/sama dengan nasihat bijak Imam Syafi'ie kepada salah seorang muridnya, Imam Robi'i -rahimahumallahu-, tersebut dalam kitab Shafwah ash-Shifah karya Imam Robi'i ibn Sulaiman Al-Murodi, beliau meriwatkan dari gurunya :