Bismillahir-Rahmaanir-Rahiiem.
Contoh orang beol ini maksudnya dinisbatkan kepada praktik keikhlasan seseorang tatkala dia membuang sesuatu dari yang melekat dalam dirinya, biasanya setelah beol, seseorang langsung melupakannya sama sekali dan tidak akan mau mengingat-ingatnya kembali apa yang telah dikeluarkan/dibuangnya barusan, lah, kiranya keikhlasan seperti inilah sebisa mungkin kita dapat mempraktekkannya untuk di kehidupan kita sehari-hari setelah kita berbuat sesuatu, nah ini baru bisa dinamai ikhlas/ridho, namun faktanya kan memang sulit dipraktekkan dalam kehidupan nyata, maka itu mencari ikhlas/ridho kepada manusia itu tentu juga sangat sulit kita raih dan ga bakalan tercapai.
Yowis, nih ada contoh lain untuk memahami apa itu ridho/ikhlas dan bagaimana pula ianya berlaku sesuai dengan pemahaman ini, dalam kehidupan kekeluargaan/rumah-tangga misalnya (kehidupan suami istri) : Bila suami telah berbuat 99 kali kebaikan, lalu di kali lain dia ada berbuat satu saja kesalahan (yang tidak baik tentunya), maka biasanya si istri langsung mencak-mencak dan mencela suami habis-habisan karena satu kesalahan yang diperbuat suaminya itu, rupanya sang istri telah benar-benar melupakan 99 kebaikan suaminya. Begitulah sifat dan laku manusia, tapi tidak dengan Allah.
Bagi Allah SWT, meski kau telah berbuat 99 keburukan/kejahatan, lalu setelah itu kau mau bertobat dan berbuat satu kebaikan saja sebelum kau mati, maka Allah akan mengampunimu oleh karena satu kebaikan yang kau perbuat itu, ini menunjukkan betapa luas kemurahaan Allah SWT itu. Itu bila engkau tidak menyekutukan-Nya. Begitulah kasih dan sayang Allah pada hambaNya yang mau bertaubat dan berbuat kebaikan, sungguh jauh berbeda dengan kenyataan manusia.
Jadi intinya, berharap pada manusia itu teramat sangat melelahkan. Lalu mengapakah kau masih saja sibuk dengan mencari keridhoan manusia dengan menjauhi/meninggalkan Allah SWT ?., cobalah renungkan !.
Ada juga yang bilang begini tentang gambaran Ikhlas. Ikhlas itu seperti akar
yang menghujam tanah mencari air demi pohon agar bardaun rindang, berbunga
indah dan berbuah manis. walaupun semua orang memuji pohon, daun, bunga dan
buah, akar tetaplah akar, ia tetap bersembunyi dan tak tampakkan diri, tak pernah secuilpun tersirat iri dengan pujian yang diberikan
kepada pohon, daun, bunga dan buah.
Artinya : “ Ridho manusia adalah cita yang tak bisa diraih, sedangkan ridho Allah adalah sesuatu yang tak sepatutnya ditinggal. Oleh karena itu, tinggalkanlah apa yang tidak mampu diraih, dan raihlah apa yang tak sepatutnya ditinggal”.
Bukankah Rasulullah itu punya sifat "A'rodh al-Basyariyah".
jadi, apa hubungannya ridhonya Allah dengan kesedihannya Rosulullah dalam konteks tema di maksud ?!
رِضَا
النَّاسِ غَايَةٌ لَا تُدْرَكْ , وَرِضَا اللهِ غَايَةٌ لاَ تَتْرُكْ ، فَاتْرُكْ
مَا لَا يُدْرَك ، وَأدْرِك مَا لَا يَتْرُكْ .
Artinya : “Ridho manusia
adalah cita yang tak bisa diraih, sedangkan ridho Allah adalah sesuatu yang tak
sepatutnya ditinggal. Oleh karena itu, tinggalkanlah apa yang tidak mampu
diraih, dan raihlah apa yang tak sepatutnya ditinggal”.
Redaksi makalah di atas semakna/sama
dengan nasihat bijak Imam Syafi'ie kepada salah seorang muridnya, Imam Robi'i -rahimahumallahu-,
tersebut dalam kitab Shafwah ash-Shifah karya Imam Robi'i ibn
Sulaiman Al-Murodi, beliau meriwatkan dari gurunya :
قال لي الشافعي يا ربيع : "رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لَا تُدْرِكُ، فَعَلَيْكَ بِمَا يَصْلُحُكَ فَالْزَمْهُ فَإنَّهُ لَا سَبِيْلَ إلَى رِضَاهُمْ ." انتهى
Guruku, Imam Syafi'ie pernah
menasihatiku : "Wahai Robi'i, ridho manusia itu tujuan yang tak bisa
kau dapatkan, maka takutlah kamu akan hal itu, senantiasalah dengan apa yang
sepatutnya bagimu, sesungguhnya tak ada celah sedikitpun bagimu untuk mencapai
ridho manusia".
Yah, memang berusaha mencari
ketulusan semua orang itu hampir dipastikan tak bisa di capai (impossible), karenanya
kita dianjurkan untuk tidak sekali-kali mencarinya dengan sebisa
mungkin menjauhinya dan berpegang teguh pada pencarian ridho Allah SWT semata-mata, tidak kepada yang
lain.
Secara definisi, mungkin kita tak bisa mendefinisikannya secara pasti dan benar bahkan oleh siapa pun, kecuali memang memahaminya harus dengan penggambaran tamtsil dalam kehidupan nyata sehari-hari step by step, ridho baru bisa kita pahami secara utuh meski praktiknya parsial. Pada dasarnya ridho itu sama dengan ikhlas, contoh sederhananya begini, mungkin seperti "seseorang buang beol", seperti inilah ridho mustinya kita pahami. Nah, kembali pada tema, maka percuma saja kita berusaha meraih untuk mendapatkan ridho manusia sebab pada umumnya semua orang takkan mampu memberi keridhoan/ketulusan/kepuasan seperti halnya ketulusan/kepuasan seseorang tatkala buang beol, alias bahwa hal itu impossible terlaksana., smile emotikon
Makanya sebegaimana makalah Imam Syafi'ie di atas
Secara definisi, mungkin kita tak bisa mendefinisikannya secara pasti dan benar bahkan oleh siapa pun, kecuali memang memahaminya harus dengan penggambaran tamtsil dalam kehidupan nyata sehari-hari step by step, ridho baru bisa kita pahami secara utuh meski praktiknya parsial. Pada dasarnya ridho itu sama dengan ikhlas, contoh sederhananya begini, mungkin seperti "seseorang buang beol", seperti inilah ridho mustinya kita pahami. Nah, kembali pada tema, maka percuma saja kita berusaha meraih untuk mendapatkan ridho manusia sebab pada umumnya semua orang takkan mampu memberi keridhoan/ketulusan/kepuasan seperti halnya ketulusan/kepuasan seseorang tatkala buang beol, alias bahwa hal itu impossible terlaksana., smile emotikon
Makanya sebegaimana makalah Imam Syafi'ie di atas
" فَإنَّهُ لَا سَبِيْلَ إلَى رِضَاهُمْ " إنتهى
"Sebenarnya tak ada celah/jalan sedikitpun bagimu untuk bisa sampai pada ridho manusia" Imam Syafi'ie.Contoh orang beol ini maksudnya dinisbatkan kepada praktik keikhlasan seseorang tatkala dia membuang sesuatu dari yang melekat dalam dirinya, biasanya setelah beol, seseorang langsung melupakannya sama sekali dan tidak akan mau mengingat-ingatnya kembali apa yang telah dikeluarkan/dibuangnya barusan, lah, kiranya keikhlasan seperti inilah sebisa mungkin kita dapat mempraktekkannya untuk di kehidupan kita sehari-hari setelah kita berbuat sesuatu, nah ini baru bisa dinamai ikhlas/ridho, namun faktanya kan memang sulit dipraktekkan dalam kehidupan nyata, maka itu mencari ikhlas/ridho kepada manusia itu tentu juga sangat sulit kita raih dan ga bakalan tercapai.
Yowis, nih ada contoh lain untuk memahami apa itu ridho/ikhlas dan bagaimana pula ianya berlaku sesuai dengan pemahaman ini, dalam kehidupan kekeluargaan/rumah-tangga misalnya (kehidupan suami istri) : Bila suami telah berbuat 99 kali kebaikan, lalu di kali lain dia ada berbuat satu saja kesalahan (yang tidak baik tentunya), maka biasanya si istri langsung mencak-mencak dan mencela suami habis-habisan karena satu kesalahan yang diperbuat suaminya itu, rupanya sang istri telah benar-benar melupakan 99 kebaikan suaminya. Begitulah sifat dan laku manusia, tapi tidak dengan Allah.
Bagi Allah SWT, meski kau telah berbuat 99 keburukan/kejahatan, lalu setelah itu kau mau bertobat dan berbuat satu kebaikan saja sebelum kau mati, maka Allah akan mengampunimu oleh karena satu kebaikan yang kau perbuat itu, ini menunjukkan betapa luas kemurahaan Allah SWT itu. Itu bila engkau tidak menyekutukan-Nya. Begitulah kasih dan sayang Allah pada hambaNya yang mau bertaubat dan berbuat kebaikan, sungguh jauh berbeda dengan kenyataan manusia.
Jadi intinya, berharap pada manusia itu teramat sangat melelahkan. Lalu mengapakah kau masih saja sibuk dengan mencari keridhoan manusia dengan menjauhi/meninggalkan Allah SWT ?., cobalah renungkan !.
Rasulullah SAW pernah menegaskan/mengingatkan
manusia melalui sabdanya yang sahih, tersebut dalam kitab Sunan At-Tirmidzi,
beliau bersabda :
أن رسول الله صلى الله عليه
وسلم قال :
مَنْ
الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسُخْطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ،
وَمَنْ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ
. رواه الترمذي
Artinya" : Siapa yang berpegang teguh pada ridho Allah oleh sebab kebencian manusia, maka Allah mencukupi segala tanggungannya, dan (sebaliknya) siapa yang berpegang teguh pada ridho manusia oleh sebab kebencian Allah, maka Allah mewakilkan urusannya kepada manusia tersebut ."HR Tarmidzi.
Ada juga yang bilang begini tentang gambaran Ikhlas. Ikhlas itu seperti akar
yang menghujam tanah mencari air demi pohon agar bardaun rindang, berbunga
indah dan berbuah manis. walaupun semua orang memuji pohon, daun, bunga dan
buah, akar tetaplah akar, ia tetap bersembunyi dan tak tampakkan diri, tak pernah secuilpun tersirat iri dengan pujian yang diberikan
kepada pohon, daun, bunga dan buah.
Hadza ,. wAllahu A'lamu
Al-haqirezpector Q Baka menurut kula wong bodoh sih, ridho iku seneng. bagen kula uripe diupai sesuatu sing kurang enak dirasa gah. apapun yang Allah kehendaki untuk kita, jika Allah ridho/senang, baik suka maupun duka. kita juga pasti ikhlas dan qona'ah. sing penting Allah ridho/senang.
عبد الله فباك Sip, keterangan barusan
menambah khazanah perbendaharaan gambaran sederhana tentang ikhlas/ridho, maka
menjadilah satu dengan lainnya saling berkaitan dan melengkapi, nek ora salah
iku gambaran Syekh Nawawi al-Banteni ana ning kitab sulam tah kanah,. yap,
begitulah gambarannya, memang tak ada satu ulama pun di dunia ini yang benar-benar
bisa mendefinisikan ikhlas/ridho kecuali harus dengan cara parsial yang
menyeketsakannya/gawe tamsil kepada bentuk-bentuk terdekat supaya ianya bisa
dipahami oleh halayak luas, satu gambaran dengan gambaran lainnya saling
terkait dan melengkapi.
Doel Mazid
ku
suka dengan cara mu memandang ridho. q jadi ingt satu kisah, di mana kisah ni
br'awal dari sayyidina Ibrahim ptra nabi mukhammad yg pda sa'at tu tlah wafat, dengan
ikhlas/ridho nabi mlpas kprgian'y tp bliau ttp brlinang air mata#bagai mna
mnurut mu ?
Al-haqirezpector
Q itu
manusiawi.
Doel Mazid
bkn
mslah mnusiawi'y brow,scara tdk langsung q tanya ridho yg d lakukan nabi tu
trmasuk dari seneng sprti pandangan nte kpd ridho/ikhlas.
Al-haqirezpector
Q tahukah
anda tentang 'amul khuzni?!
Doel Mazid
ko' jadi
ke yaumul khusni,yg sdang d bahas tntang ridho mas brow.
Al-haqirezpector
Q Balik
maning meng postingane.
رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لَا تُدْرَكْ , وَرِضَا اللهِ غَايَةٌ لاَ تَتْرُكْ ، فَاتْرُكْ مَا لَا يُدْرَك ، وَأدْرِك مَا لَا يَتْرُكْ
رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لَا تُدْرَكْ , وَرِضَا اللهِ غَايَةٌ لاَ تَتْرُكْ ، فَاتْرُكْ مَا لَا يُدْرَك ، وَأدْرِك مَا لَا يَتْرُكْ
Artinya : “ Ridho manusia adalah cita yang tak bisa diraih, sedangkan ridho Allah adalah sesuatu yang tak sepatutnya ditinggal. Oleh karena itu, tinggalkanlah apa yang tidak mampu diraih, dan raihlah apa yang tak sepatutnya ditinggal”.
Bukankah Rasulullah itu punya sifat "A'rodh al-Basyariyah".
jadi, apa hubungannya ridhonya Allah dengan kesedihannya Rosulullah dalam konteks tema di maksud ?!
عبد الله فباك idih, rameh maning cah ,. yowis, monggo
lanjut dibahas ,. like emotikon like emotikon like emotikon
oya, Pertama => Tntang Rasulullah SAW pernah berlinang air mata saat ketika beliau kehilangan putra tercintanya, sayidina Ibrahim, itu sbg sikap "ro,fah" dan "rohmah" beliau SAW, linangan air mata Nabi jangan lantas dipahami sbg tangisan/ratapan Nabi ats kehilangan putranya, dan hal itu tdk terlarang, yg terlarang itu menangis/terisak2/meratapi hingga keluar suara, pisan maning "hingga keluar suara tangisan/isakan/ratapan", nah ini yg dilarang dlm Islam.
Kedua => Tentang 'Amul Khuzn, ini adalah suatu masa di mana sang Nabi ada pernah mengalami kesedihan mendalam oleh sebab telah ditinggal oleh beberapa org2 terdekat sekaligus tercinta yg beliau anggap sbg back-up/pelindung dakwahnya; Nabi ditinggal oleh 'am dan jiddnya (Abu Thalib & Abd. Muthalib) juga di samping oleh istrinya (Sayidati Khadijah), nah di sini Rasulullah SAW ada merasa sedikit ragu/bimbang ttg siapa sosok pelindung/pemback-up dirinya nanti utk supaya beliau terus berdakwah, lalu Allah SWT ada menegaskan dlm alquran seraya memberi angin segar dan semangat baru kpd RasulNya : intinya : "Wahai RasulKu, teruslah kau berjuang, berdakwah dan sampaikan ayat-ayatKu kepada mereka (kuffar), dan Allah sendiri yg menjaga dan melindungimu dari hantaman mereka (kuffar)". QS Al-Maidah 67.
maka, saat ketika Rasul kehilangan putranya, istrinya, pamannya dan Jiddnya, ini semua tak masuk pd tema pembahasan, alias ora tuk karo tema ridho/ikhlas sing lagi di bahas.
wAllahu A'lamu.
Kang Al-haqirezpector Q, haha,. wisan jeh rang, ayu sih di terusaken maning, anggap bae ini diskusi, dudu debat, dudu nggurui,. krn`y bukan pembenaran msg2 sing kudu dikedepankan, tapi luru titik temu lan kebenaran utk saling lengkapi dan saling mengisi akn ktdk-tauan kita msg2, tukar ilmu lan informasi, dll, kan enak ari konon kuh,. yap.
aih ndi kanah mas Doel Mazide, gari apa maning luh sing msh janggal bagi ente ?, marii di bahas, aja khawatir salah., utarakan saja pandangan ente sing ente ketahui ttg ikhlas lan ridho., yupz.
pak guru Kandar (Hasfy L'a Kogoro) yuk ah di sambung maning jare pak guru (tukang filsafat) luh prien jeh ttg konon kuh ?.
oya, Pertama => Tntang Rasulullah SAW pernah berlinang air mata saat ketika beliau kehilangan putra tercintanya, sayidina Ibrahim, itu sbg sikap "ro,fah" dan "rohmah" beliau SAW, linangan air mata Nabi jangan lantas dipahami sbg tangisan/ratapan Nabi ats kehilangan putranya, dan hal itu tdk terlarang, yg terlarang itu menangis/terisak2/meratapi hingga keluar suara, pisan maning "hingga keluar suara tangisan/isakan/ratapan", nah ini yg dilarang dlm Islam.
Kedua => Tentang 'Amul Khuzn, ini adalah suatu masa di mana sang Nabi ada pernah mengalami kesedihan mendalam oleh sebab telah ditinggal oleh beberapa org2 terdekat sekaligus tercinta yg beliau anggap sbg back-up/pelindung dakwahnya; Nabi ditinggal oleh 'am dan jiddnya (Abu Thalib & Abd. Muthalib) juga di samping oleh istrinya (Sayidati Khadijah), nah di sini Rasulullah SAW ada merasa sedikit ragu/bimbang ttg siapa sosok pelindung/pemback-up dirinya nanti utk supaya beliau terus berdakwah, lalu Allah SWT ada menegaskan dlm alquran seraya memberi angin segar dan semangat baru kpd RasulNya : intinya : "Wahai RasulKu, teruslah kau berjuang, berdakwah dan sampaikan ayat-ayatKu kepada mereka (kuffar), dan Allah sendiri yg menjaga dan melindungimu dari hantaman mereka (kuffar)". QS Al-Maidah 67.
maka, saat ketika Rasul kehilangan putranya, istrinya, pamannya dan Jiddnya, ini semua tak masuk pd tema pembahasan, alias ora tuk karo tema ridho/ikhlas sing lagi di bahas.
wAllahu A'lamu.
Kang Al-haqirezpector Q, haha,. wisan jeh rang, ayu sih di terusaken maning, anggap bae ini diskusi, dudu debat, dudu nggurui,. krn`y bukan pembenaran msg2 sing kudu dikedepankan, tapi luru titik temu lan kebenaran utk saling lengkapi dan saling mengisi akn ktdk-tauan kita msg2, tukar ilmu lan informasi, dll, kan enak ari konon kuh,. yap.
aih ndi kanah mas Doel Mazide, gari apa maning luh sing msh janggal bagi ente ?, marii di bahas, aja khawatir salah., utarakan saja pandangan ente sing ente ketahui ttg ikhlas lan ridho., yupz.
pak guru Kandar (Hasfy L'a Kogoro) yuk ah di sambung maning jare pak guru (tukang filsafat) luh prien jeh ttg konon kuh ?.
Hasfy L'a Kogoro
Seru
baka Doel
Mazid komen lih, menghangatkn bangku diskusi. Apa maning ana perwakilan sing compleks Wali-9, kien kari perwakilan wong abu2 pan komen.
Mengketen : kien kih bahase tentang rasa ya ?, karena di balik ikhlas/ridho terdpat rasa rahasia yang ada dalam hati. Lamon go kacamata wong sosial kah ngakali priben carae kira-kira atine nggal wong iku tenang walau sebesar apapun badai kehidupan terjadii.
Salah satu cara yang paling manjur yang di sodorkan oleh agama (Islam) adalah HANYA MENGHARAP RIDHO ALLAH. Itu adalah usaha untuk menghindari kekecewaan seseorang pada kehidupannya bahkan untuk mnghindari kemungkinan terburuk yaitu gelap pikiran (nyolong, begal lan sebangsane) juga gelap hati (edan lan sebangsane), mengkoten tah #kang_dulo ? T
Mengketen : kien kih bahase tentang rasa ya ?, karena di balik ikhlas/ridho terdpat rasa rahasia yang ada dalam hati. Lamon go kacamata wong sosial kah ngakali priben carae kira-kira atine nggal wong iku tenang walau sebesar apapun badai kehidupan terjadii.
Salah satu cara yang paling manjur yang di sodorkan oleh agama (Islam) adalah HANYA MENGHARAP RIDHO ALLAH. Itu adalah usaha untuk menghindari kekecewaan seseorang pada kehidupannya bahkan untuk mnghindari kemungkinan terburuk yaitu gelap pikiran (nyolong, begal lan sebangsane) juga gelap hati (edan lan sebangsane), mengkoten tah #kang_dulo ? T
عبد الله فباك hehe,. bisa bae ya ari tanggapane wong sosial filsafat kuh,. wis
kin kenen bae bahasane aja keduwurrn (terlalu tinggi dan muluk-muluk), ganti gari soal demen (cinta) tapi tetep
dalam kerangka ridho/ikhlas, coba kembangkan prien luh dalam cakupan tema ini.
Al-haqirezpector
Q cinta
adalah pengorbanan, apa yang bisa kita korbankan demi sang tercinta/sang
terkasih. bukan apa yang kita dapatkan dari sang tercinta/sang terkasih.
jika kita cinta kepada Allah, apa yang sudah dan akan kita korbankan untuk-Nya?!
jika kita cinta kepada Allah, apa yang sudah dan akan kita korbankan untuk-Nya?!
Doel Mazid
kcerdasan
emosional dengan kcerdsan intlektual jga hrz d dukung dengan kcerdsan
spritual,cinta hruz punya smua tu kpda siapa pun.
عبد الله فباك sip, keterangane bagus, soal penggambaran cinta,
nah, coba terapkan definisi tsb kpd tema sing di bahas, bgmn kita mengharap
cinta pd manusia, bgmn pula akibat dari mengharap cinta kepada sang pemilik cinta,
alias Allah swt., maka di sinilah letak fokus bahasan kita., dengan demikian
kita akn lbh mudah membedakn antara mngharap ridho Tuhan di satu sisi dengan
bgmn kita mngharap ridho manusia di sisi lain., kira2 begitu semangat pesan
stts ini., yups, . semoga bisa dipahami.
Hasfy L'a Kogoro
Y bnr
kg, setidak.y saya memandang status anda dari sisi yg brbeda. Hehehehe
Doel Mazid
kmbali
mmbhas cinta,sprti yg q jlaskan d atas d btuhkan kecerdasa,dari stiap kcrdasan
td trdpat rincian'y msing-masing.
عبد
الله فباك mas
bro Doel
Mazid bahas cintae luh gawaen meng tema, jadi bukan asal cinta, bahwa ketika
dalam ber"cinta" iku kudu di barengi kelawan kecerdasan emosional di
satu sisi dengan kecerdasan intelektual di sisi lain, memang iya kuen sih, bli
di pungkiri, siapa pun tau, tapi fokus bahasan`y bukan terletak di situ., namun
bgmn cara sseorang mndapatkan cinta baik dari sseorg (lawan cinta) mapun kpd
sang Tuhan (pemilik cinta), trus bgmn dan apa jadinya (akibate) jika
pengharapan kita itu ternyata saling berlawanan antara kedua cinta tsb atau
bahkan menyatu padu ?, ini fokuse., maka dengan demikian engkoe paham antara
mencari ridho Tuhan dengan ridho menuso.
Doel Mazid
oke,
Cinta definisinya adalah "Kebahagiaan sejati yg selalu kita cari/dambakan".
Ini menurut sebagian orang saja sih.
عبد الله فباك nah, begitu harusnya,. trus cobalah
bawa ke tema, sambungkan dengan pembahasan, ngkoe paham apa yang saya maksud., like emotikon
oya, ente lok bli demen ning wong (wadon) ?, tentu pernah kan ?., cobalah rasakan bgmn cara ente utk mendapatkan cinta`y, bandingkan pula ketika ente mngharap cinta Tuhan, sebab tnp ente minta/harap juga, Tuhan ternyata sudah mendahului cinta pd ente qok -tnp ente minta-, kira2 begitu kan ya ?., nah, ini fokus saya
ente bilang => "Cinta definisi'y adalah Kebahagiaan sejati yg sllu kita cari" ,. pertanyaannya, "Adakah cinta sejati" itu ?,. cinta sprti apa ?
oya, ente lok bli demen ning wong (wadon) ?, tentu pernah kan ?., cobalah rasakan bgmn cara ente utk mendapatkan cinta`y, bandingkan pula ketika ente mngharap cinta Tuhan, sebab tnp ente minta/harap juga, Tuhan ternyata sudah mendahului cinta pd ente qok -tnp ente minta-, kira2 begitu kan ya ?., nah, ini fokus saya
ente bilang => "Cinta definisi'y adalah Kebahagiaan sejati yg sllu kita cari" ,. pertanyaannya, "Adakah cinta sejati" itu ?,. cinta sprti apa ?
Al-haqirezpector
Q dapatkah
terbayangkan?!
jika dua insan saling mencintai karena Allah, dan cinta mereka dipertemukan ditaman cinta sang Maha Mencinta...!!!!!
_ngomen bari glindur
jika dua insan saling mencintai karena Allah, dan cinta mereka dipertemukan ditaman cinta sang Maha Mencinta...!!!!!
_ngomen bari glindur
Doel Mazid
so'al
tu sering q bilang,apa yg kta inginkan kdang tdk ssuai dengan apa yg kta
hrapkan.krn allah mmiliki khndak.
عبد الله فباك nah,
maka itu, sesuai bli luh karo makalahe Imam Syafi'ie di atas lah "TAK ADA
CELAH SEDIKIT PUN UNTUK BERHARAP RIDHO MANUSIA" => … فَإنَّهُ لَا سَبِيْلَ إلَى رِضَاهُمْ ... nyambung kan
ya ?.
pulane baka demen/seneng jeh atau due keinginan apapun itu bentuknya, ya sekedare bae lah, aja terlalu muluk2 -berharap sesuatu yg boleh jadi berhasil n boleh jadi tdk- sebab ngkoe kadang2 luh makan ati, bli bisa di arepaken, sebab meski pun "ANA URID" (aku karep), ANTA TURID" (engkau pun karep), namun "WALLAHU YURIDU LIMAN YASYA,U" (Allah jg punya karep utk siapa yg Dia karepi) , kira-kira begitu lah ya penafsirane ,. like emotikon
lain hal ketika berharapnya pd Tuhan, bli di jaluk maning gah Tuhan ngupai bli urung ning kita kabeh, inSya Allah demikian.
pulane baka demen/seneng jeh atau due keinginan apapun itu bentuknya, ya sekedare bae lah, aja terlalu muluk2 -berharap sesuatu yg boleh jadi berhasil n boleh jadi tdk- sebab ngkoe kadang2 luh makan ati, bli bisa di arepaken, sebab meski pun "ANA URID" (aku karep), ANTA TURID" (engkau pun karep), namun "WALLAHU YURIDU LIMAN YASYA,U" (Allah jg punya karep utk siapa yg Dia karepi) , kira-kira begitu lah ya penafsirane ,. like emotikon
lain hal ketika berharapnya pd Tuhan, bli di jaluk maning gah Tuhan ngupai bli urung ning kita kabeh, inSya Allah demikian.
Dani Bae Lah
ko
melu corat caret bari takon,ibarat bocah clik dau bisa ngomong ema,ema,ema,
trus ana wong denganang baso,si bcah nuding tukng baso bari ngomong ema,ema. trus mboke nokokaken
baso,pdahal bcah ora ngmong ma jluk tuku baso,,apa ibarat mngkonon ta kang yen
menusa wis
olih ridone gusti allah
عبد الله فباك iya
mas Dani
Bae Lah termasuklah cara pandang seperti yang sampean jabarkan tersebut tentang ridho
Tuhan, enggih termasuk lah begitu, sebab sejatinya tak ada orang (meski pun ulama)
yang mampu mendefinisikan ridho secara tepat, konkrit dan benar kecuali
memahaminya harus dengan parsial/step-by-step sebagaumana gambaran di atas yang telah
kita bahas sebelum ini, yakni dari penggambaran/tamsil terdekat shingga semua orang -dengan
tamsil tersebut- bisa memahami dan menangkap esensinya, begitu yg di maui Islam.,
jadi, intinya terserah lah anda dan suka-suka aja sifatnya tentang contoh dan gambaran
ridho itu, yg penting ada upaya memahamkan org lain utk menangkap esensi ridho
yg dimaksudkan itu.
wAllahu A'lamu.
wAllahu A'lamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar