Jumat, 01 April 2016

Ridho Allah vs Ridho Manusia, Pilih Mana ?

Bismillahir-Rahmaanir-Rahiiem.

رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لَا تُدْرَكْ , وَرِضَا اللهِ غَايَةٌ لاَ تَتْرُكْ ، فَاتْرُكْ مَا لَا يُدْرَك ، وَأدْرِك مَا لَا يَتْرُكْ .

Artinya : “Ridho manusia adalah cita yang tak bisa diraih, sedangkan ridho Allah adalah sesuatu yang tak sepatutnya ditinggal. Oleh karena itu, tinggalkanlah apa yang tidak mampu diraih, dan raihlah apa yang tak sepatutnya ditinggal”.

Redaksi makalah di atas semakna/sama dengan nasihat bijak Imam Syafi'ie kepada salah seorang muridnya, Imam Robi'i -rahimahumallahu-, tersebut dalam kitab Shafwah ash-Shifah karya Imam Robi'i ibn Sulaiman Al-Murodi, beliau meriwatkan dari gurunya :
قال لي الشافعي يا ربيع : "رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لَا تُدْرِكُ، فَعَلَيْكَ بِمَا يَصْلُحُكَ فَالْزَمْهُ فَإنَّهُ لَا سَبِيْلَ إلَى رِضَاهُمْ ." انتهى
Guruku, Imam Syafi'ie pernah menasihatiku : "Wahai Robi'i, ridho manusia itu tujuan yang tak bisa kau dapatkan, maka takutlah kamu akan hal itu, senantiasalah dengan apa yang sepatutnya bagimu, sesungguhnya tak ada celah sedikitpun bagimu untuk mencapai ridho manusia".

Yah, memang berusaha mencari ketulusan semua orang itu hampir dipastikan tak bisa di capai (impossible), karenanya kita dianjurkan untuk tidak sekali-kali mencarinya dengan sebisa mungkin menjauhinya dan berpegang teguh pada pencarian ridho Allah SWT semata-mata, tidak kepada yang lain.

Secara definisi, mungkin kita tak bisa mendefinisikannya secara pasti dan benar bahkan oleh siapa pun, kecuali memang memahaminya harus dengan penggambaran tamtsil dalam kehidupan nyata sehari-hari step by step, ridho baru bisa kita pahami secara utuh meski praktiknya parsial. Pada dasarnya ridho itu sama dengan ikhlas, contoh sederhananya begini, mungkin seperti "seseorang buang beol", seperti inilah ridho mustinya kita pahami. Nah, kembali pada tema, maka percuma saja kita berusaha meraih untuk mendapatkan ridho manusia sebab pada umumnya semua orang takkan mampu memberi keridhoan/ketulusan/kepuasan seperti halnya ketulusan/kepuasan seseorang tatkala buang beol, alias bahwa hal itu impossible terlaksana., smile emotikon

Makanya sebegaimana makalah Imam Syafi'ie di atas

" فَإنَّهُ لَا سَبِيْلَ إلَى رِضَاهُمْ " إنتهى
"Sebenarnya tak ada celah/jalan sedikitpun bagimu untuk bisa sampai pada ridho manusia" Imam Syafi'ie.

Contoh orang beol ini maksudnya dinisbatkan kepada praktik keikhlasan seseorang tatkala dia membuang sesuatu dari yang melekat dalam dirinya, biasanya setelah beol, seseorang langsung melupakannya sama sekali dan tidak akan mau mengingat-ingatnya kembali apa yang telah dikeluarkan/dibuangnya barusan, lah, kiranya keikhlasan seperti inilah sebisa mungkin kita dapat mempraktekkannya untuk di kehidupan kita sehari-hari setelah kita berbuat sesuatu, nah ini baru bisa dinamai ikhlas/ridho, namun faktanya kan memang sulit dipraktekkan dalam kehidupan nyata, maka itu mencari ikhlas/ridho kepada manusia itu tentu juga sangat sulit kita raih dan ga bakalan tercapai.
 

Yowis, nih ada contoh lain untuk memahami apa itu ridho/ikhlas dan bagaimana pula ianya berlaku sesuai dengan pemahaman ini, dalam kehidupan kekeluargaan/rumah-tangga misalnya (kehidupan suami istri) : Bila suami telah berbuat 99 kali kebaikan, lalu di kali lain dia ada berbuat satu saja kesalahan (yang tidak baik tentunya), maka biasanya si istri langsung mencak-mencak dan mencela suami habis-habisan karena satu kesalahan yang diperbuat suaminya itu, rupanya sang istri telah benar-benar melupakan 99 kebaikan suaminya. Begitulah sifat dan laku manusia, tapi tidak dengan Allah.

Bagi Allah SWT, meski kau telah berbuat 99 keburukan/kejahatan, lalu setelah itu kau mau bertobat dan berbuat satu kebaikan saja sebelum kau mati, maka Allah akan mengampunimu oleh karena satu kebaikan yang kau perbuat itu, ini menunjukkan betapa luas kemurahaan Allah SWT itu. Itu bila engkau tidak menyekutukan-Nya. Begitulah kasih dan sayang Allah pada hambaNya yang mau bertaubat dan berbuat kebaikan, sungguh jauh berbeda dengan kenyataan manusia.

Jadi intinya, berharap pada manusia itu teramat sangat melelahkan. Lalu mengapakah kau masih saja sibuk dengan mencari keridhoan manusia dengan menjauhi/meninggalkan Allah SWT ?., cobalah renungkan !.

Rasulullah SAW pernah menegaskan/mengingatkan manusia melalui sabdanya yang sahih, tersebut dalam kitab Sunan At-Tirmidzi, beliau bersabda :

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : مَنْ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسُخْطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ، وَمَنْ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ . رواه الترمذي
Artinya" : Siapa yang berpegang teguh pada ridho Allah oleh sebab kebencian manusia, maka Allah mencukupi segala tanggungannya, dan (sebaliknya) siapa yang berpegang teguh pada ridho manusia oleh sebab kebencian Allah, maka Allah mewakilkan urusannya kepada manusia tersebut ."HR Tarmidzi.
Ada juga yang bilang begini tentang gambaran Ikhlas. Ikhlas itu seperti akar yang menghujam tanah mencari air demi pohon agar bardaun rindang, berbunga indah dan berbuah manis. walaupun semua orang memuji pohon, daun, bunga dan buah, akar tetaplah akar, ia tetap bersembunyi dan tak tampakkan diri, tak pernah secuilpun tersirat iri dengan pujian yang diberikan kepada pohon, daun, bunga dan buah.

Hadza ,. wAllahu A'lamu 
Al-haqirezpector Q Baka menurut kula wong bodoh sih, ridho iku seneng. bagen kula uripe diupai sesuatu sing kurang enak dirasa gah. apapun yang Allah kehendaki untuk kita, jika Allah ridho/senang, baik suka maupun duka. kita juga pasti ikhlas dan qona'ah. sing penting Allah ridho/senang.
عبد الله فباك Sip, keterangan barusan menambah khazanah perbendaharaan gambaran sederhana tentang ikhlas/ridho, maka menjadilah satu dengan lainnya saling berkaitan dan melengkapi, nek ora salah iku gambaran Syekh Nawawi al-Banteni ana ning kitab sulam tah kanah,. yap, begitulah gambarannya, memang tak ada satu ulama pun di dunia ini yang benar-benar bisa mendefinisikan ikhlas/ridho kecuali harus dengan cara parsial yang menyeketsakannya/gawe tamsil kepada bentuk-bentuk terdekat supaya ianya bisa dipahami oleh halayak luas, satu gambaran dengan gambaran lainnya saling terkait dan melengkapi.


Doel Mazid ku suka dengan cara mu memandang ridho. q jadi ingt satu kisah, di mana kisah ni br'awal dari sayyidina Ibrahim ptra nabi mukhammad yg pda sa'at tu tlah wafat, dengan ikhlas/ridho nabi mlpas kprgian'y tp bliau ttp brlinang air mata#bagai mna mnurut mu ?

Al-haqirezpector Q itu manusiawi.

Doel Mazid bkn mslah mnusiawi'y brow,scara tdk langsung q tanya ridho yg d lakukan nabi tu trmasuk dari seneng sprti pandangan nte kpd ridho/ikhlas.

Al-haqirezpector Q tahukah anda tentang 'amul khuzni?!

Doel Mazid ko' jadi ke yaumul khusni,yg sdang d bahas tntang ridho mas brow.

Al-haqirezpector Q Balik maning meng postingane.
رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لَا تُدْرَكْ , وَرِضَا اللهِ غَايَةٌ لاَ تَتْرُكْ ، فَاتْرُكْ مَا لَا يُدْرَك ، وَأدْرِك مَا لَا يَتْرُكْ 

Artinya : “ Ridho manusia adalah cita yang tak bisa diraih, sedangkan ridho Allah adalah sesuatu yang tak sepatutnya ditinggal. Oleh karena itu, tinggalkanlah apa yang tidak mampu diraih, dan raihlah apa yang tak sepatutnya ditinggal”.


Bukankah Rasulullah itu punya sifat "A'rodh al-Basyariyah".

jadi, apa hubungannya ridhonya Allah dengan kesedihannya Rosulullah dalam konteks tema di maksud ?!

عبد الله فباك idih, rameh maning cah ,. yowis, monggo lanjut dibahas ,. like emotikon like emotikon like emotikon

oya, Pertama => Tntang Rasulullah SAW pernah berlinang air mata saat ketika beliau kehilangan putra tercintanya, sayidina Ibrahim, itu sbg sikap "ro,fah" dan "rohmah" beliau SAW, linangan air mata Nabi jangan lantas dipahami sbg tangisan/ratapan Nabi ats kehilangan putranya, dan hal itu tdk terlarang, yg terlarang itu menangis/terisak2/meratapi hingga keluar suara, pisan maning "hingga keluar suara tangisan/isakan/ratapan", nah ini yg dilarang dlm Islam.

Kedua => Tentang 'Amul Khuzn, ini adalah suatu masa di mana sang Nabi ada pernah mengalami kesedihan mendalam oleh sebab telah ditinggal oleh beberapa org2 terdekat sekaligus tercinta yg beliau anggap sbg back-up/pelindung dakwahnya; Nabi ditinggal oleh 'am dan jiddnya (Abu Thalib & Abd. Muthalib) juga di samping oleh istrinya (Sayidati Khadijah), nah di sini Rasulullah SAW ada merasa sedikit ragu/bimbang ttg siapa sosok pelindung/pemback-up dirinya nanti utk supaya beliau terus berdakwah, lalu Allah SWT ada menegaskan dlm alquran seraya memberi angin segar dan semangat baru kpd RasulNya : intinya : "Wahai RasulKu, teruslah kau berjuang, berdakwah dan sampaikan ayat-ayatKu kepada mereka (kuffar), dan Allah sendiri yg menjaga dan melindungimu dari hantaman mereka (kuffar)". QS Al-Maidah 67.

maka, saat ketika Rasul kehilangan putranya, istrinya, pamannya dan Jiddnya, ini semua tak masuk pd tema pembahasan, alias ora tuk karo tema ridho/ikhlas sing lagi di bahas.

wAllahu A'lamu.

Kang Al-haqirezpector Q, haha,. wisan jeh rang, ayu sih di terusaken maning, anggap bae ini diskusi, dudu debat, dudu nggurui,. krn`y bukan pembenaran msg2 sing kudu dikedepankan, tapi luru titik temu lan kebenaran utk saling lengkapi dan saling mengisi akn ktdk-tauan kita msg2, tukar ilmu lan informasi, dll, kan enak ari konon kuh,. yap.

aih ndi kanah mas Doel Mazide, gari apa maning luh sing msh janggal bagi ente ?, marii di bahas, aja khawatir salah., utarakan saja pandangan ente sing ente ketahui ttg ikhlas lan ridho., yupz.

pak guru Kandar (Hasfy L'a Kogoro) yuk ah di sambung maning jare pak guru (tukang filsafat) luh prien jeh ttg konon kuh ?.

Hasfy L'a Kogoro Seru baka Doel Mazid komen lih, menghangatkn bangku diskusi. Apa maning ana perwakilan sing compleks Wali-9, kien kari perwakilan wong abu2 pan komen.

Mengketen : kien kih bahase tentang rasa ya ?, karena di balik ikhlas/ridho terdpat rasa rahasia yang ada dalam hati. Lamon go kacamata wong sosial kah ngakali priben carae kira-kira atine nggal wong iku tenang walau sebesar apapun badai kehidupan terjadii.

Salah satu cara yang paling manjur yang di sodorkan oleh agama (Islam) adalah HANYA MENGHARAP RIDHO ALLAH. Itu adalah usaha untuk menghindari kekecewaan seseorang pada kehidupannya bahkan untuk mnghindari kemungkinan terburuk yaitu gelap pikiran (nyolong, begal lan sebangsane) juga gelap hati (edan lan sebangsane), mengkoten tah #kang_dulo ? T

عبد الله فباك hehe,. bisa bae ya ari tanggapane wong sosial filsafat kuh,. wis kin kenen bae bahasane aja keduwurrn (terlalu tinggi dan muluk-muluk), ganti gari soal demen (cinta) tapi tetep dalam kerangka ridho/ikhlas, coba kembangkan prien luh dalam cakupan tema ini.

Al-haqirezpector Q cinta adalah pengorbanan, apa yang bisa kita korbankan demi sang tercinta/sang terkasih. bukan apa yang kita dapatkan dari sang tercinta/sang terkasih.

jika kita cinta kepada Allah, apa yang sudah dan akan kita korbankan untuk-Nya?!

Doel Mazid kcerdasan emosional dengan kcerdsan intlektual jga hrz d dukung dengan kcerdsan spritual,cinta hruz punya smua tu kpda siapa pun.

عبد الله فباك sip, keterangane bagus, soal penggambaran cinta, nah, coba terapkan definisi tsb kpd tema sing di bahas, bgmn kita mengharap cinta pd manusia, bgmn pula akibat dari mengharap cinta kepada sang pemilik cinta, alias Allah swt., maka di sinilah letak fokus bahasan kita., dengan demikian kita akn lbh mudah membedakn antara mngharap ridho Tuhan di satu sisi dengan bgmn kita mngharap ridho manusia di sisi lain., kira2 begitu semangat pesan stts ini., yups, . semoga bisa dipahami.

Hasfy L'a Kogoro Y bnr kg, setidak.y saya memandang status anda dari sisi yg brbeda. Hehehehe

Doel Mazid kmbali mmbhas cinta,sprti yg q jlaskan d atas d btuhkan kecerdasa,dari stiap kcrdasan td trdpat rincian'y msing-masing.

عبد الله فباك mas bro Doel Mazid bahas cintae luh gawaen meng tema, jadi bukan asal cinta, bahwa ketika dalam ber"cinta" iku kudu di barengi kelawan kecerdasan emosional di satu sisi dengan kecerdasan intelektual di sisi lain, memang iya kuen sih, bli di pungkiri, siapa pun tau, tapi fokus bahasan`y bukan terletak di situ., namun bgmn cara sseorang mndapatkan cinta baik dari sseorg (lawan cinta) mapun kpd sang Tuhan (pemilik cinta), trus bgmn dan apa jadinya (akibate) jika pengharapan kita itu ternyata saling berlawanan antara kedua cinta tsb atau bahkan menyatu padu ?, ini fokuse., maka dengan demikian engkoe paham antara mencari ridho Tuhan dengan ridho menuso.

Doel Mazid oke, Cinta definisinya adalah "Kebahagiaan sejati yg selalu kita cari/dambakan". Ini menurut sebagian orang saja sih.

عبد الله فباك nah, begitu harusnya,. trus cobalah bawa ke tema, sambungkan dengan pembahasan, ngkoe paham apa yang saya maksud., like emotikon

oya, ente lok bli demen ning wong (wadon) ?, tentu pernah kan ?., cobalah rasakan bgmn cara ente utk mendapatkan cinta`y, bandingkan pula ketika ente mngharap cinta Tuhan, sebab tnp ente minta/harap juga, Tuhan ternyata sudah mendahului cinta pd ente qok -tnp ente minta-, kira2 begitu kan ya ?., nah, ini fokus saya

ente bilang => "Cinta definisi'y adalah Kebahagiaan sejati yg sllu kita cari" ,. pertanyaannya, "Adakah cinta sejati" itu ?,. cinta sprti apa ?

Al-haqirezpector Q dapatkah terbayangkan?!

jika dua insan saling mencintai karena Allah, dan cinta mereka dipertemukan ditaman cinta sang Maha Mencinta...!!!!!

_ngomen bari glindur

Doel Mazid so'al tu sering q bilang,apa yg kta inginkan kdang tdk ssuai dengan apa yg kta hrapkan.krn allah mmiliki khndak.

عبد الله فباك nah, maka itu, sesuai bli luh karo makalahe Imam Syafi'ie di atas lah "TAK ADA CELAH SEDIKIT PUN UNTUK BERHARAP RIDHO MANUSIA" => … فَإنَّهُ لَا سَبِيْلَ إلَى رِضَاهُمْ ... nyambung kan ya ?.

pulane baka demen/seneng jeh atau due keinginan apapun itu bentuknya, ya sekedare bae lah, aja terlalu muluk2 -berharap sesuatu yg boleh jadi berhasil n boleh jadi tdk- sebab ngkoe kadang2 luh makan ati, bli bisa di arepaken, sebab meski pun "ANA URID" (aku karep), ANTA TURID" (engkau pun karep), namun "WALLAHU YURIDU LIMAN YASYA,U" (Allah jg punya karep utk siapa yg Dia karepi) , kira-kira begitu lah ya penafsirane ,. like emotikon

lain hal ketika berharapnya pd Tuhan, bli di jaluk maning gah Tuhan ngupai bli urung ning kita kabeh, inSya Allah demikian.

Dani Bae Lah ko melu corat caret bari takon,ibarat bocah clik dau bisa ngomong ema,ema,ema, trus ana wong denganang baso,si bcah nuding tukng baso bari ngomong ema,ema. trus mboke nokokaken baso,pdahal bcah ora ngmong ma jluk tuku baso,,apa ibarat mngkonon ta kang yen menusa wis olih ridone gusti allah

عبد الله فباك iya mas Dani Bae Lah termasuklah cara pandang seperti yang sampean jabarkan tersebut tentang ridho Tuhan, enggih termasuk lah begitu, sebab sejatinya tak ada orang (meski pun ulama) yang mampu mendefinisikan ridho secara tepat, konkrit dan benar kecuali memahaminya harus dengan parsial/step-by-step sebagaumana gambaran di atas yang telah kita bahas sebelum ini, yakni dari penggambaran/tamsil terdekat shingga semua orang -dengan tamsil tersebut- bisa memahami dan menangkap esensinya, begitu yg di maui Islam., jadi, intinya terserah lah anda dan suka-suka aja sifatnya tentang contoh dan gambaran ridho itu, yg penting ada upaya memahamkan org lain utk menangkap esensi ridho yg dimaksudkan itu.

wAllahu A'lamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar