Sabtu, 06 September 2014

Judulnya : Asal tulis sembari nonton "Hitam Putih" Trans-7 pada 3/9/2014.


Beda "Bipolar Disorder Sindrome" dengan "Adjustment Disorder Sindrome" dalam perkembangan kejiwaan manusia, keduanya memang didefinisikan sebagai bentuk kelainan psikologis bagi masing-masing pengidapnya, yang pertama penekanannya (stressing) lebih ke ketidak-sinkronan atau tidak seimbang antara fisik dan psikis dalam mud-mud tertentu, ini lebih karena adanya dua karakter berbeda yang dialami pengidapnya.

Atau dengan kata lain, gangguan Bipolar disorder adalah jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania. Pengambilan istilah bipolar disorder mengacu pada suasana hati penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang ekstrim.

Jika setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik (mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi , seseorang yang menderita bipolar disorder memiliki mood swings yang ekstrim yaitu pola perasaan yang mudah berubah secara drastis.

Selengkapnya, baca ini : http://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_bipolar

Sedang yeng kedua, adjustment disorder lebih didefinisikan bahwa pertumbuhan fisik seseorang tidak diimbangi dengan perkembangn psikisnya, model kelainan ini -oleh dosenku dulu di semester II pada MK "Perkembangan Psikologi Anak-anak" ibu SeptiGumiandari- : "Contohnya pada anak-anak yang kebetulan terlahir Autis", pada kasus ini -beliau menjelaskan- pengidapnya bisa saja sembuh tapi butuh waktu lama dan perlu ketelatenan orang tuanya.

Maka, yang lebih tepat untuk menyiasati penderita ini (anak-anak autis) -menurut pakar multiple intelgences, Chatib Munif- dalam seminar sehari di auditorium IAIN Sejati Cirebon, 2013 : "Bagi orang tua seharusnya dapat sesegera mungkin mencari dan menemukan alternative kecerdasan lain dan skill yang memungkinkan bisa dieksplore dari dalam diri setiap anak autis", ini yang kemudian beliau -dalam bukunya yang bertajug “Sekolahnya manusia- menamainya dengan istilah "Temukan harta karun" yang terpendam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar