Minggu, 28 Februari 2016

Al-Ghazalie : Enam Tipe Perempuan Perlu Dihindari sebagai Calon Pendamping Hidup

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem


Al-Ghazalie rahimahullah dalam "Ihya"nya memberikan nasihat bagus buat kita (para pencinta perempuan) tentang beberapa kriteria yang baik menyangkut perempuan -yang hendak kita nikahi kelak dikemudian hari- sebelum kita benar-benar melangsungkan kehidupan berumah-tangga dengannya, seharusnya hal ini -kata al-Ghazalie- ditempatkan sebagai perhatian khusus dan serius bagi semua lelaki yang hendak menikah -yang meminjam istilah Kahitna "akan mengucap janji suci"- agar kehangatan dan keharmonisan rumah-tangganya kelak akan senantiasa langgeng hingga kekal selama-lamanya serta agar (semua perempuan) mampu membawa/mengabdikan dirinya (loyal) sebagai pra-syarat mutlak yang harus terpenuhi dalam rangka kelangsungan ikatan "janji suci"nya tersebut secara kekal abadi insya Allah, ia itu ada delapan kriteria, ialah;

pertama harus berkepribadian shalihah atau memiliki agama yang kuat,
kedua harus berbudi pekerti yang baik dan luhur,
ketiga berparas cantik serta berpenampilan menarik,
keempat yang sederhana maharnya (tak meminta mahar mahal),
kelima berpotensi berketurunan banyak (tidak mandul)
keenam
masih gadis/perawan (bukan janda),
ketujuh tipe perempuan rumahan, dan
kedelapan (antara kedua calon mempelai) masing-masing bukan merupakan family dekat atau tidak ada unsur kekerabatan.

Nah, kemudian berkenaan dengan kriteria yang kedua, yaitu perempuan yang "berbudi pekerti baik dan luhur", sang Imam ada memberikan ketegasan lebih detail menyangkut perempuan-perempuan mana saja yang tak laik bagi laki-laki muslim untuk agar mereka tak salah memilih calon-calon pasangan dan tak sampai menikahi perempuan dengan ciri dan tipe berikut ini, setidaknya ada enam tipe perempuan yang harus dijauhi seketika memilih calon pasangan, yaitu :
1). al-Annanah (pengeluh dan banyak mengadu),
2). al-Mananah (pengungkit-ungkit pemberian),
3). al-Hananah (terus mengingati mantan suaminya dulu, (
4). al-Haddaqah (shopaholic dan atau konsumtif,(
5). al-Barraqah (suka bersolek berlebihan, tak suka makan kecuali sendirian), dan
6). asy-Syaddaqah (banyak omong).

Berikut uraiannya masing-masing :

Annanah (
الأنانة)
Annanah adalah perempuan yang suka mengeluh dan banyak mengadu, selalu membalut kepalanya (sebagai tanda terbebani). Maka, menikahi perempuan yang berpura-pura sakit atau menikahi wanita yang suka membuat-buat sakit, tidak ada kebajikan sama sekali didalamya. "Menikahi perempuan tipe pesakitan ini tentu tidaklah membawa kebaikan sedikitpun dalam bahtera rumah-tangga nantinya, kerap kali membuat suami akan merasa sulit mencapai sakinah dalam keluarganya" (Penrj).

Mananah (المنانة)
Mananah adalah perempuan yang suka mengungkit-ungkit kebaikan dan jasanya sendiri. Perempuan yang pernah memberikan sesuatu kepada suaminya akan tetapi sampai satu masa dia akan mengatakan (mengkit-ungkitnya lagi) : "Aku melakukan begini dan begitu, semuanya demi untukmu dan karenamu". Perempuan pengidap kelaianan ini seringkali dalam ucapannya mengungkit-ungkit suaminya.

Hananah (الحنانة)
Hananah adalah perempuan yang rindu (mengingat-ingat) bekas suami atau anak dari bekas suaminya yang dulu. ("Perempuan seperti ini tidak akan menghargai suaminya walaupun suaminya berusaha memuaskan segala kemauannya" penrj). Perempuan model ini juga seharusnya dapat kita hindari/jauhi sedini mungkin.

Haddaqah (الحدّاقة)
Haddaqah adalah perempuan yang suka melemparkan pandangan matanya pada tiap sesuatu lalu menyatakan keinginannya dan berusaha memaksa suaminya untuk membeli atau memiliki sesuatu (yang dilihatnya) itu. ("Inilah tipe perempuan yang kemauan (hasrat) belanjanya sangat tinggi (shopaholic), besar pasak dari pada tiang, atau dalam istilah kekikian perempuan model ini laik disebut consumtive, kepribadiannya sangat mudah tertarik terhadap suatu barang atau produk baru, tak boleh melihat barang baru yang menarik baginya, hingga pun perempuan tipe ini kerap kali membebani sang suami untuk supaya dia mau membelikan untuk dirinya"). Penrj.

Barraqah (البرّاقة)
Ada dua pendekatan untuk memaknai barraqah, keduanya bermuatan negatif;
Pertama, ia adalah tipe perempuan yang suka borsolek dan berhias diri disepanjang harinya untuk supaya (tampil beda) dan bersinar pada mukanya oleh sebab penghiasan dirinya tersebut.
Makna kedua, adalah perempuan yang kerap mencela makanan, tak mau makan kecuali dengan mengurung diri dalam kesendiriannya. Makna ini menurut leterlek bangsa Yaman, karenanya dikatakan : "Perempuan itu telah mengkilat dan bersinar mukanya (barraqah) dan anak kecil itu menyembunyikan makanan manakala ia marah pada makanannya itu".

Syaddaqah (الشدّاقة)
Syaddaqah adalah tipe perempuan yang suka nyinyir, banyak omong dan ngomel-ngomel. Perempuan tipe inilah yang kerap disindir oleh Rasulullah SAW sebagai orang "ats-Tsartsaar" yang banyak bicara, dalam sebuah riwayat : "Sesungguhnya Allah SWT membenci dua orang yang banyak bicara (ngomel-ngomel) yang bermulut lebar".
  
Masih di halaman yang sama, al-Ghazali mempertegas dengan kisah berikut ini, Saih al-Azdiy, seorang pengembara dalam pengembaraannya pernah bertemu dengan Nabiullah Ilyas AS, kemudian sang nabi menyerunya untuk segera menikah seraya melarangnya hidup membujang di dunia ini, lalu kepadanya (al-Azdiy) Nabi sedikit menasihati agar tidak menikahi wanita yang memiliki empat ciri-ciri berikut ini, ialah :

1). al-Mukhtali'ah (penuntut cerai khulu'), ialah seorang wanita yang setiap saat menuntut cerai suaminya tanpa ada faktor (penyebab) tertentu yang membolehkannya
2). al-Mubaariyah (wanita borjuis), ialah seorang wanita yang selalunya mengandalkan/menonjolkan/membangga-banggakan hartanya dan menampakkan diri akan gelimang harta yang dimilikinya.
3). al-'Aahirah (wanita fasiq/pendosa), ialah wanita fasiq yang terkenal memiliki teman rahasia ("shepia"), inilah tipe wanita yang difirmankan Allah SWT dalam al-Quran : "dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya" QS An-Nisa ayat 25
4). an-Naasyiz  (wanita nusyuz/"elik" term Jawa), ialah tipe wanita yang meninggikan diri terhadap suaminya baik melalui ucapannya dan atau tindakannya. Nusyuz, secara harfiyah maknanya ialah dataran tanah yang meninggi/dataran tinggi.

Adalah sahabat 'Ali radiallahu 'anhu membuat gambaran berikut ini : "Keburukan laki-laki itu sama dengan kebaikan wanita. Sebagaimana sifat pelit, sikap angkuh (sombong), dan rasa takut (penakut) yang lazimnya disandang para wanita" ... Manakala seorang wanita memiliki sifat kikir dan atau pelit maka sejatinya dia akan mampu menjaga hartanya dan harta suaminya. Manakala dia memiliki sifat angkuh (sombong) maka sejatinya dia telah berlaku sombong kepada orang lain dengan tanpa berkata-kata halus (bersikap lembut) pada setiap orang dengan menampakkan kelemah-gemulaiannya di depan umum yang bisa saja hal ini akan menimbulkan keragu-raguannya tersendiri. Begitu pula manakala seorang wanita memiliki kelemahan hati maka terputuslah segala sesuatu, efeknya dia takkan berani meninggalkan rumah dan dia pun senantiasa takut akan keterjerumusannya ke lembah hitam oleh karena kekhawatirannya pada suami.

Catatan penting
: Keindahan dan keharmonisan rumah tangga akan tercipta apabila masing-masing anggotanya mendapat ketentraman. Sedang ketentraman akan terwujud jika sesama anggota keluarga saling menghargai, memahami tugas dan keberadaan satu dengan lainnya. Namun, tatkala hal tersebut ternafikan (alpha), alamat kehancuran ada di depan mata. Diantara penyebab hancurnya keharmonisan adalah kedurhakaan istri kepada suaminya, dimana hal ini memberi begitu banyak dampak negatif bagi keutuhan rumah tangga. Jauh dari kecukupan, jauh dari keberkahan dan pula jauh dari rahmat-Nya., Na'udzubillahi min Dzaalik.

Kesimpulannya, hikayat-hikayat semacam ini telah mengajari kita akan pentingnya usaha pencarian yang baik dalam rangka terpenuhi segala sesuatunya sebelum nikah.

Hadza, wAllahu A'lamu ,. semoga bermanfaat.

<<>>


أما الخصال المطيبة للعيش التي لابد من مراعاتها في المرأة ليدوم العقد وتتوفر مقاصده ثمانية : الدين، والخلق، والحسن، وخفة المهر، والولادة، والبكارة، والنسب، وأن لا تكون قرابة قريبة.

الأولى : أن تكون صالحة ذات دين
الثانية : حسن الخلق
الثالثة : حسن الوجه
الرابعة : أن تكون خفيفة المهر
الخامسة : أن تكون المرأة ولوداً
السادسة : أن تكون بكراً
السابعة : أن تكون نسيبة
الثامنة : أن لا تكون من القرابة القريبة

إحياء علوم الدين في الباب "أداب النكاح" ص 1\391 

قال بعض العرب. لا تنكحوا من النساء ستة : لا أنانة، ولا منانة، ولا حنانة؛ ولا تنكحوا حداقة، ولا براقة ولا شداقة.

            أما الأنانة  فهي التي تكثر الأنين والتشكي وتعصب رأسها كل ساعة؛ فنكاح الممراضة أو نكاح المتمارضة لا خير فيه،
و المــنانــة : التي تمن على زوجها فتقول : فعلت لأجلك كذا وكذا،
و الحـنانـة : التي تحن إلى زوج آخر أو ولدها من زوج آخر، وهذا أيضا مما يجب اجتنابه،
و الحدّاقة : التي ترمي إلى كل شيء بحدقتها فتشتهيه وتكلف الزوج شراءه،
                            و الـبرّاقــة , تحتمل معنيين :
احدهما أن تكون طول النهار في تصقيل وجهها وتزيينه ليكون لوجهها بريق محصل بالصنع، والثاني أن تغضب على الطعام فلا تأكل إلا وحدها وتستقل نصيبها من كل شيء، وهذه لغة يمانية يقولون : برقت المرأة وبرق الصبي الطعام إذا غضب عنده،
و الشدّاقة : المتشدقة الكثيرة الكلام، ومنه قوله عليه السلام "إن الله تعالى يبغض الثرثارين المتشدقين"

وحكي أن السائح الأزدي لقي إلياس عليه السلام في سياحته فأمره بالتزوج ونهاه عن التبتل، ثم قال لا تنكحوا أربعاً المختلعة، والبارية، والعاهرة، والناشز،

فأما المختلعة فهي التي تطلب الخلع كل ساعة من غير سبب،
و المبارية : المباهية بغيرها المفاخرة بأسباب الدنيا،
و العاهرة : الفاسقة التيتعرف بخليل وخدن وهي التي قال الله تعالى "ولا متخذات أخدان"
و الناشز : التي تعلو على زوجها بالفعال والمقال. والنشز : العالي من الأرض.
وكان علي رضي الله عنه يقول : شرّ خصال الرجال خير خصال النساء. البخل، والزهو والجبن، فإن المرأة إذا كانت بخيلةً حفظت مالها ومال زوجها، وإذا كانت مزهوة استنكفت أن تكلم كل أحد بكلام لين مريب وإذا كانت جبانة فرقت من كل شيء فلم تخرج من بيتها واتقت مواضع التهمة خيفةً من زوجها، فهذه الحكايات ترشد إلى مجامع المطلوبة في النكاح.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar