Minggu, 21 Februari 2016

Lagi, Pernyataan Kontroversi : "Quran Tak Pernah Mengharamkan Lesbian".

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem

Lagi, pernyataan kontroversi soal LGBT, seseorang via twitternya berkicau bahwa Al Quran tidak pernah mengharamkan lesbian.“Mereka yang ngotot bilang Al Quran mengharamkan gay, seharusnya juga jujur bilang Quran tidak pernah mengharamkan lesbian”.

Pak dosen ini gimana ya -saya menyebut beliau pak dosen itu ya memang beliaunya benar seorang dosen qok disalah satu perguruan tinggi peling terkemuka di Indonesia-, itu namanya qiyas pak, dalam kasus lain misalnya, quran juga sebenarnya tak pernah melarang (mengharamkan) "memukul orang tua kita", quran hanya menegaskan larangan berkata-kata kasar terhadap kedua orang tua, "Walaa taqul-lahuma Uffin", klo gitu apakah al-Quran membolehkan ummat manusia nglakuin "pemukulan" terhadap kedua orang tua, iya gitu ?, ya nggak gitu juga kali pak pemaknaanya, hehe,. itu namanya qiyas aulawiyah, kira-kira gini cara memaknainya biar tak keliru dalam memahami al-Quran, "kalau berkata-kata kasar saja tidak boleh, apalagi memukul", sebab memukul itu jauh lebih besar bahayanya ketimbang sekedar ungkapan "uf" (berkata-kata kasar).

Jadi, untuk kasus "Gay", ya mestinya "Lesbian" juga termasuk bagian dari padanya (includ) dong pak dosen, dan kalau dalam kasus pertama di sebut qiyas aulawiyah, maka dalam kasus "lesbian" ini disebut qiyas burhani, suatu jalan istinbath hukum dengan menganalogikan sesuatu kepada sesuatu yang lain yang memiliki kesetaraan/kesepadanan sebab dan 'ilat, dalam konteks ini "lesbian" diqiyaskan kepada "gay".

Selain itu, pak dosen ini juga bilang, bahwa Allah tidak mengutuk gay dan lesbian karena orientasi seksual seperti itu ciptaan Allah.
Karena saya percaya orientasi seksual diciptakan Allah, saya percaya Allah tidak mengutuk kaum gay dan lesbian

Ini nyata benar bahwa yang menyatakannya itu sepertinya bukan seorang yang pernah mendalami tafsir, atau boleh dibilang pemahaman akan ajaran agamnya belum benar-benar mendalam dan pemahamannya terkesan masih parsial. Kalau mau bicara makhluq ciptaan (alam semesta) ini, ya terus apa sih yang bukan cipataan Allah ?, semua juga ciptaanNya qok. Ingat, ateis (sekelompok entitas yang jelas-jelas menolak konsep adanya Tuhan) aja juga ciptaanNya juga lho pak, dan entitas itu faktanya memang ada banyak lho di dunia ini, sebab semua yang ada -baik nyata atau tidak- di alam ini adalah makhluq ciptaanNya.

Namun sebagai seorang yang beragama yang memiliki etika (akhlaq) kepada tuhannya, tak sepantasnya menisbatkan hal-hal yang bersifat negatif (naqish) kepada sang Tuhan, Allah swt. Contoh dan teladanilah figur besar etika Nabiullah Ibrahim AS, beliau tak pernah sekalipun menyandarkan urusan-urusan yang bersifat negatif kepada Tuhan, coba lihat dan renungkan QS Asy-Syu'ara 78-80.


اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ (78)  وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ (79)  وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ (80)
 


ayat 78 : Ibrahim AS berkata "Dia (Allah) lah yang menciptaku, maka Dia pula yang menunjuki"

ayat 79 : Ibrahim AS berkata "Dan Dia lah pula yang memberiku makan dan minum"

ayat 80 : Ibrahim AS berkata "Dan tatkala AKU SAKIT, Dia lah yang menyembuhkan" ,.

Nah, kali ini Ibrahim AS tak berani berkata "Dan tatkala Allah memberiku SAKIT" melainkan "Dan tatkala AKU SAKIT" padahal Ibrahim juga tau bahwa rasa "SAKIT"nya itu berasal dari padaNya jua, Allah jua lah yang nyiptain, namun beliau tak lantas menisbatkan rasa sakitnya itu kepada Allah SWT, inilah betapa mulia dan agungnya etika Ibrahim AS itu kepada sang Tuhan, Allah SWT, etika semacam itu laik kita sematkan level adiluhung kepada sang Nabi Allah waKhalili-Hu, Ibrahim AS.

Baik dari Allah buruk pun dari Allah, benar itu. Ini termasuk salah satu rukun iman yang keenam, musti kita jaga, waBil-Qadari, khairihi waSyarrihi, tetapi terhadap yang buruk Allah sama sekali tidak memerintahkan kita untuk menuju ke sana, dan Allah tidak meridloi jika kita melakukannya.


مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ  ... النساء 79
٧٩

Kebajikan apa pun yang kamu peroleh[18], adalah dari sisi Allah[19], dan keburukan apa pun yang menimpamu[20], itu dari (kesalahan) dirimu sendiri - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-nisa-ayat-75-79.html#sthash.mtsT8FWF.dpuf
Artinya : "Kebajikan apa pun yang kamu peroleh[a], adalah dari sisi Allah[b], dan keburukan apa pun yang menimpamu[c], itu dari (kesalahan) dirimu sendiri ... " QS An-Nisa 79

[a] Wahai manusia.
[b] Dia-lah yang memberi nikmat itu, memudahkannya dan memudahkan sebab-sebabnya.
[c] Misalnya musibah.

Kebajikan apa pun yang kamu peroleh[18], adalah dari sisi Allah[19], dan keburukan apa pun yang menimpamu[20], itu dari (kesalahan) dirimu sendiri - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-nisa-ayat-75-79.html#sthash.mtsT8FWF.dpuf
Kembali ke sifat "gay" dan "lesbian", memang sih kedua sifat ini adalah ciptaan Allah swt, saya tak memungkiri itu, semua manusia yang berTuhan tentu mengakui itu, namun sebagai hambaNya yang hina, tak pantas aja menyatakan/menisbatkan hal itu kepadaNya yang padahal pada saat yang bersamaan Allah SWT juga telah jelas-jelas mengingatkan ummat manusia akan bahayanya dengan melarang keras-keras dalam FirmanNya, Al-Quran.

Hadza, wAllahu A'lamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar