Kamis, 18 Februari 2016

Pernyataan Kontroversial Dhani : "Kalau Jadi President, Akan Aku Resmikan Perkawinan Sejenis".

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem.
 
"Gini ya, ga usah jadi icon LGBT, malah kalau saya jadi president nanti, kawin sejenis akan saya resmikan" demikian jawaban ceplas-ceplos Dhani salah seorang artis kaliber papan atas Indonesia yang juga mantan pentolan group band Dewa 19 saat ditanya tentang tanggapannya seputar LGBT, "Bagaimana kalau mas Dhani diminta untuk menjadi icon LGBT, apa mas Dhani siap ?", begitulah pertanyaan lengkapnya dari salah seorang tamu di talk show tersebut.

Ada yang menarik dari pernyataan Dhani di acara talk show tersebut -yang penulis sendiri sampai tulisan ini di post belum mengetahui betul dalam acara apa sebanarnya talk show itu terselenggara, terjadi di mana dan disiarkan di stasiun TV mana-, penulis taunya hanya sepotong, itu pun saat sekilas melihatnya dari yang tersebar di medsos, namun tatkala video itu diunggah oleh salah seorang teman di facebook berdurasi sekitar +/- 37 detik, sontak saja video itu menuai banyak kritik ke arahnya dan beragam tanggapan dari para netizen yang kebetulan mampir dan melihatnya, termasuklah saya sendiri antara lain, kecaman mereka umumnya bernada miring, mereka mencibirnya dan tak jarang secara keras mereka melontarkan kecaman negative terhadap Dhani, bahkan terkadang sampai keluar kata-kata sumpah serapah dengan mengumbar pernyataan-pernyataan konyol dan kata-kata kotor bernada marah yang mengarah kepada sumber pernyataan tersebut, alias kepada Ahmad Dhani.

Tetapi bagi penulis, saya mencoba mendudukkan masalah itu pada proporsinya yang benar sebagai seorang awam laiknya bangsa Indonesia yang baik yang memiliki kedudukan yang sama di mata hukum yang mengakui dan sekaligus diakui akan regulasi nengaranya, ini bukan dalam rangka membelanya sih, jangan salah paham dulu lho ya, hehe ,, namun ini lebih ke arah sebagai sikap kehati-hatian saya untuk tidak ikut-ikutan terpancing keluarkan statement yang bukan-bukan di luar nalar dan batas keawaman saya sampai pun pada pernyataan buruk yang bisa saja akan turut memperkeruh suasana diluar batasan nalar dan wewenang saya selaku awam laiknya orang biasa sebagaimana kebanyakan orang Indonesia.

Okey, gini aja Gan, sebenarnya ada dua point dalam pernyataan Dhani yang terlontar saat dia ditanya tentang LGBT yang perlu penulis kupas dulu pada kesempatan ini, disamping juga nantinya ada dua pendekatan yang penulis gunakan untuk membahas "kemungkinan" atau "tidak"nya (possibility and/or impossibility) dari pernyataan kontroversialnya tersebut menyangkut dua point dalam pernyataan itu, dua point itu ialah ;

pertama
menyangkut soal LGBT (Lesbian Gay Biseksual and Transgander) itu sendiri, dan
kedua
tentang kemungkinan pernyataannya yang kontroversial itu yang konon ianya "akan meresmikan perkawinan sejenis manakala kelak dia benar-benar terpilih sebagai president".

Baiklah, pertama tentang LGBT yang tentu tak asing bagi para pencari berita akhir-akhir ini, ianya memiliki kepanjangan dari "Lesbian Gay Biseksual and Transgender". Memang sih tema LGBT akhir-akhir ini mancuat dan sangat menyita perhatian masyarakat di seantero Indonesia, bahkan mengalahkan pemberitaan lain dan headline apapun itu di banyak media, betapa tidak, bayangkan tak dikota hingga pun dipelosok desa, semua membicarakannya, di kantor-kantor, di sekolahan, dan kampus-kampus hingga bahkan ditempat-tempat sakral sekalipun sebagaimana di masjid, musholla, madrasah dan dipengajian-pengajian umum, tema ini seakan menjadi sebuah buah bibir dikalangan mereka, tentu saja tak lepas dari ada yang pro meski banyak juga yang menentangnya. Cekaknya, tema ini mendadak mencuat dan menjadikannya sebagai trend-setter tersendiri oleh lisan dan bincangan para ibu, bapak, para pemuda, pemudi dan juga anak-anak.

Kembali ke pernyataan Dhani, sebagai warga negara biasa yang meskipun dia juga selaku artis kaliber papan atas yang cukup mendapat greget dari para fansnya di Indonesia atau bahkan di luar negeri, yang kalau dihubungkan dengan pernyataan kontroversialnya baru-baru ini "kalau aku jadi president nanti" tentu statement ini dia sadar betul apa yang diucapkannya itu, kendati pada saat yang bersamaan dia tak berfikir panjang saat pernyataan itu terucap olehnya akan sebuah harapan panjang jauh ke depan yang menurut penulis hal itu "impossibility" atau bisa saja kemungkinan itu sangatlah jauh dari harapan seorang Dhani, yah, ini analisa sederhana penulis aja sih, heuhuyy,. yah kemungkinan itu sangat jauh, kenapa ?, karena untuk menjadi seorang president di republik yang sebesar ini tentu tidaklah mudah, diperlukan perjuangan keras dan pengorbanan yang tak sedikit jumlahnya, minimal harus telah meraih dukungan banyak element masyarakat minimal 50% plus satu suara itupun jika capresnya hanya ada dua pasangan, dan bayangkan seandainya di Indonesia ini ada 150 juta hak pilih -ini hitungan kasar sih-, dia harus mengantongi sekurang-kurangnya 75 juta suara plus satu suara, dengan kata lain dia itu belum menjamin akan penuhi elektabilitas real yang kelak benar-benar akan mengangkatnya menuju kursi paling wahid di negeri ini, dan bagi seorang Dhani yang -menurut kacamata penulis dari sisi elektabilitas- tentu jawabannya masih sangat mengambang antara "ya" dan "tidak", antara "possibility" atau bahkan sebaliknya "impossibility" dalam rangka untuk meraih dukungan dari mayoritas masyarakat Indonesia., hehe , getu lho Gan !!.

Kemudian soal kedua, bila pun nantinya dia bisa menjadi dan atau menduduki jabatan president Republik Indonesia (President RI) misalnya, bukankah dia juga tak lantas atau tidak serta merta bisa langsung meresmikan "perkawinan sejenis" begitu saja ?, kenapa demikian, ya karena itu adalah dominenya para dewan, ialah para tokoh politik yang tergabung dalam institusi yang sah sebagai pilihan rakyat dan representatif perwakilan dalam kelembagaan tinggi di sebuah negara yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di republik ini yang tentu memiliki peranan dan fungsi khusus. Jadi, meskipun nantinya dia dapat melenggang ke kursi president dengan mulus, namun faktanya dia masih terganjal/terhalangi oleh setumpuk riwayat sistem regulasi yang kelak akan dia hadapi tentang bagaimana perundang-undangan di buat step by step yang kemudian perundang-undangan itu akan benar-benar menjelma sebagai konstitusi resmi sebuah negara melalui banyak tahapan yang kemudian dapat di undangkan kepada publik dan masyarakat Indonesia seluruhnya.

Yah, meskipun penulis bukan seorang yang mengerti betul tentang dunia perpolitikan, utamanya lagi tentang bagaimana pembuatan sebuah regulasi di negera kita ini, karena memang jujur saja penulis belum lah pernah belajar politik secara holistik, namun setidaknya penulis sedikit banyak tahu atau paling tidak penulis memahami soal bagaimana perjalanan kesejarahan politik praktis di Indonesia yang berkembang dari masa ke masa dan mewarnai bangsa ini dari tahun ke tahun sejak berdirinya republik ini.

Politik terapan yang di anut oleh bangsa di negara kita tercinta ini kan konon mengacu kepada sistem presidential, yaitu suatu sistem yang membedakan dari sistem parlementer yang sistem ini pun sebenarnya telah pernah diterapkan di negeri ini. Sistem presidential, artinya seorang president yang merupakan salah satu kelembagaan tinggi negara tak lantas bisa mengeluarkan perundang-undangan apa yang disebut dengan sistem regulasi di negera kita ini kecuali dengan melalui prakarsa atau paling tidak setelah melalui penggodogan matang via "judicial view or review" oleh para anggota dewan yang memang sudah sebagai salah satu kewajiban fungsi dan tugasnya di samping fungsi budgeter (penganggaran) yaitu fungsi legislasi (membuat perundangan-undangan) dari yang semula di sebut Rancangan Undang-undang (RUU) kemudian baru menjadi perundang-undangan penuh yang sah yang siap di undangkan kepada publik, gitu kan ya kronologis pengadopsian regulasi menjadi sebuah konstitusi.

Alhasil, pernyataan Dhani "kalau saya jadi president, kawin sejenis akan saya resmikan" sebagaimana diatas yang seolah-olah dia menunjukkan sebagai pribadi pendukung LGBT secara fulgar dan terang-terangan itu tak ubahnya hanya kicauan tanpa makna, ceplas-ceplosnya yang tak perlu ditanggapi secara serius dan besar-besaran apalagi hingga keluarkan kecaman negative dan kata-kata kotor buatnya, ingat itu hanya menambah dosa bagi pelakunya. Toh kalau kita lihat siapa Dhani, dia bukan siapa-siapa qok, dalam artian dia bukan sebagai pemilik hak otoritas atau pengambil arah kebijakan kekuasaan di pemerintahan kita, bukan, dia hanya seorang warga negara yang mencoba berpandangan berbeda dari mayoritas warga negara lainnya tentang LGBT, lebih-lebih warga negara yang muslim, yah, itu saja.

Ahmad Dhani yang meskipun berkali-kali dia katakan tentang keanggotaan NUnya, sebuah ormas dan jam'iyyah Islam terbesar di Indonesia atau bahkan di luar, yang populer dengan sebutan nahdhiyyin yang soalan ini penulis pun sama-sama NU, tetapi dalam kasus menyikapi LGBT khusunya, saya 180 derajat mengambil sikap berbanding terbalik dengan sikapnya, kalau dia mendukung, saya justru menentangnya, tentu dengan penentangan ala kadarnya yang saya mampu, tak seperti teman-teman lain yang terkadang melakukannya dengan secara membabi-buta dan penuh arogansi untuk menyerangnya, tak usahlah begitu.

Hadza, wAllahu A'lamu

<<>>


Soepangat Moenadjat Selalu saja ada orang yg berpikirnya aneh....dan demikian itu kehidupan ... Ada sisi lain dari kehidupan yg tidak bisa dipahami oleh sebagian besar orang pada umumnya ...yg dimengerti oleh orang tertentu ... smile emotikon ... Orang yg berpikirnya mengandung kontroversi...

Salah satu darinya adalah Gus Dus ...

عبد الله فباك <<>> Tapi yg ini (pernyataan Dhani) kan mengandung larangan Tuhan, Om ! ., "Kawin sejenis" jelas merupakan hal yg dilarang Allah swt, nah, itu –yg saya ketakan- namanya menantang Tuhan lho Om.,

lain halnya dg Gusdur, biasanya beliau hanya yg berkenaan dg urusan kemanusiaan, dan ini bkn larangan, hanya terkadang ilmu kitanya aja yg blm nyampe ke sna,

demikian pahaman saya yg awam ini, Om Soepangat Moenadjat.

wAllahu A'lamu


Soepangat Moenadjat Terlepas dari maksud/pernyataan Ahmad Dani...
Apa yg anda pahami itu dari sudut pandang agama/syariat...aturan standard manusia normal umumnya.

Tdk dmk-ian dari sudut pandang tasawuf/hakikat.

Hidup ini tdk selalu normal/biasa...dan seperti yg diidealkan.
Itulah suasana yg kita sebut sbg berbeda dan kehidupan luar biasa ...
yg perlu disikapi dgn cara yg beda di luar kebiasaan.


Yg umum dilarang oleh Tuhan itu...secara hakikat adalah perbuatan/moral yg dapat merugikan alam/orang lain/kehidupan bersama ...

LGBT itu kelainan biologis/naluri seksual ...
Yg terjadi bukan sebab dari niat ...
Yg terjadi sebab niat adalah pikiran/ucapan/sikap/perbuatan ...

Kalau saya melihat LGBT itu sbg realita kehidupan yg musti dihormati, jauh dari sikap diskriminatif...

Saya secara pribadi jijik melihat sikap/perbuatan para LGBT ... tapi bagaimana, orang dia memang memiliki kelainan jiwa.

Harusnya menyikapi LGBT..itu kita mau mendengar persoalannya, dan membantu memberikan solusi kpd mereka untuk keluar dari masalahnya..bukan mengucilkan/menyudutkan sbg manusia terkutuk/tercela..tanpa pernah mau tahu masalahnya.

Tiada seorangpun yg sehat/normal jiwanya mau menjadi LGBT ...
Mereka itu orang berkelainan yg harus disikapi lain dr normalnya orang-orang yg terlahir normal.

Orang LGBT yg murni, bukan sebab dari penyimpangan/penyakit hati...dia terlahir tidak normal/berbeda ..itu yg menjadikan mereka berbeda dan tdk bisa distandarisasi.

Mereka hidup dgn kondisi kelainan kejiwaan bukan karena niatkehendak/nafsunya..tapi karena dorongan naluriah seksualnys yg tdk sewajarnya ...

Contoh...

Fisik laki tapi jiwanya wanita..(itu luar biasa).
Mereka laki berjiwa wanita...mereka laki-laki merasa bukan laki-laki...

Ini yg ...
Orang normal tdk bisa memahami, ... kok bisa..ya..?
Tapi nyatanya ada ... itu ..

Mau hidup sebagai laki-laki tdk nyaman ...
Mau hidup sbg perempuan jasadnya laki-laki.

Ini yg mereka butuh aturan/perlakuan hukum/syariat yg mustinya tdk dipaksa hrs sama dgn mereka yg normal/biasa.

Dan,
jika Gus Dur masih hidup ... saya yakin, akan menyikapi masalah LGBT tidak secara konvensional/standard/syariat/keagamaan...beliau akan mendekati/menyikapi secara kemanusiaan/ketuhanan...

عبد الله فباك kita batasi pembahasannya dulu ya Om, hanya soal "LG", fokus sy pada soalan ini aja Om, (lesbian/gay), klo yg "BT", barngkali ini soal orientasi seks yg sprt Om bilang itu,

Okey, saya sih sderhana aja Om standar yg saya pakai ttg "LGB" tanpa "T" : ,,

pertama krn hal ini sharih (sangat jelas) larangannya dlm al-Quran, ini bukan lagi penafsiran Om, ayatnya sharih qok ttg larangan itu,.

kedua, ttg sabda Nabi saw ttg perbuatan dosa scara umum, yaitu hadits Wabishoh ttg "Perbuatan dosa itu yg bikin hati tak tenang (hati gusar)" demikian sabda Nabi, inilah bukti bhw yg demikian itu (LGBT) adalah perbuatan dosa.

nah, maka jelaslah LGBT termasuk perilaku yang terlarang & perbuatan dosa, klo nggak, knp pula pelakunya hrs merasa berdosa dan hatinya tak tenang dg ketidak-beraniannya menampakkan diri alias sembunyi-sembunyi seperti yg di indikasikn telah berbuat hal itu oleh kalangan artis (maaf tak berani sebut nama), ini kelihatan sekali pelakunya tertekan dg merasa berdosa setelah perilaku perbuatan itu ia lakukan,

coba check kebenaran infonya Om di youtube ttg rekaman percakapan dua orang lelaki yg teridentifikasi sebagai suara artis senior (A) dg si (B) artis pendatang baru, keduanya dlm pengakuannya benar tlh mengakui perbuat itu, (percakapan ini terjadi hanya beberapa hari sblm akhirnya kabar berita ttg LGBT mencuat ke media hingga akhirnya menjadi rahasia umum di masyarakat luas),


klo memang ga pa2, kenapa pula si artis ini nangis-nangis/merengek-rengek untuk tidak di buka scara umum, dia tampak shock sekali & ketakutan saat kabar miring sifat LGBTnya di ketahui scara luas oleh umum.

klo yg Om bicarakan itu, njih Om saya mafhum, itu terori umum, tinjauannya jg sangat luas.

demikian Om Soepangat Moenadjat ,. wAllahu A'lamu

<<>>

Soepangat Moenadjat Mungkin kita beribatasan dulu saja istilah LGBT itu...
Sebab jika persepsinya tidak sama ... penangkapannya bisa beda...itu yg akhirnya kita tdk akan dptkan kesimpulan yg bisa kita terima.

عبد الله فباك hehe ,. ya Om, harusnya begitu ,. dan menurut Om sendiri, gmn & apa itu, LGBT Om ?. sifat naluriyahnya, ataukah sikap perilakunya ? alias seks orientasinya.

monggo Om Soepangat Moenadjat

<<>>

Soepangat Moenadjat Saya melihat LGBT itu orang yg memiliki kelainan naluri seksualitas ...orang yg terlahir dgn kondisi kejiwaan yg tidak normal sebagaimana umumnya...

Mungkin di situ kita berbeda persepsi, sebab saya tidak membicarakan penyimpangan perilaku seksualnya...tapi lebih kpd kondisi faktual adanya orang yg berkelainan memang demikian yg orang tdk bisa menipu dirinya.

Seperti yg saya ulas di atas..
Dia menjadi begitu bukan sebab pengaruh di luar dirinya, tapi lahir dari dlm hormon/sifatnya...

Itu orang bisa lahir dari orang yg taat agama...dan telah berusaha keras mempengaruhi anak sesuai jenis kelaminnya.

Saya rasa tdk ada orang tua yg menginginkan anaknya menjadi LGBT...
Jika bisa pun tidak ada seorang yg tdk ingin bersikap normal menjadi laki/perempuan sejati berikut naluri seksnya yg normal.

Mungkin lain dgn para petualang seks yg contohnya anda sampaikan dan kemudian mencobanya dgn berekspreimen seksual abnormal...dan akhirnya keterusan.

Nah di situ...yg orang sering tidak bedakan..

Orang LGBT yg dasarnya kelainan dari sononya...itu tidak akan pernah merasa berdosa menyukai/mencintai/melakuan kegiatan seksual yg aneh itu.

Itu seperti orang terlahir memiliki kelainan tidak bisa membedakan hak...yg mengambil hak orang tidak pernah merasa bersalah..itu ada.

Nah orang yg seperti itu jika diproses di bawa ke pengadilan dia bisa bebas dari hukuman...itu artinya dia tidak berdosa tdk bisa disalahkan.

Itu seperti anak kecil merebut mainan orang lain...itu juga tdk bisa diperlakukan scr hukum sama...sebab jiwanya belum berkembang, bisa membedakan salah benar.

عبد الله فباك oh, ya Om klo getu, sy mafhum Om.

Soepangat Moenadjat Ya Gus Dur itu cara berpikirnya begitu...

Saya tidak tahu Ahmad Dhani !. Nah musti ditanyakan ke yg bersangkutan, sebab bisa saja dia punya argumen dan difinisi LGBT ... dan solusi menyikapi kaum yg berkelainan.

Atau itu sekedar sensasi...ya orang bisa tidak tahu.

<<>>
Imam Mahdie AS #punten ya itu karena pengetahuan bapak soepangat tentang Gusdur kaya gitu, jadi, ya kesimpulanya begitu ,,, dan tentang suatu pandangan mungkin bapak pendapatnya benar tetapi boleh jadi mengandung kesalahan, dan mungkin juga pendapatku salah tapi boleh jadi mengandung kebenaran.

Wallahu A'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar