Minggu, 05 Maret 2017

Fashal V : Kesungguhan, Ketekunan & Cita-cita Luhur (Bagian II)

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem

Maka semestinya seorang pelajar senantiasa tekun akan proses pembelajaran dengan mengulang-ulangi di setiap permulaan malam hingga akhir malam, karena sesungguhnya antara dua waktu ; yaitu setelah waktu shalat 'isya dan waktu sepertiga malam (waktu sahur) adalah saat-saat pernuh berkah.

Konon ada dikatakan bahwa pengertiannya semakna dengan syi'ir berikut ini :

يا طالب العـلم باشـر الورعا :: وجـانب الـنوم واترك الشبعـا
داوم على الدرس لاتفارقه :: فإن العلم بالدرس قام وارتفعا

Hai pelajar, senantiasalah kau berlaku wara’ (sikap berhati-hati) :: Jauhi tidur, dan perut kenyang.

Langgengkan belajar, jangan kau berpisah dengannya :: Sebab -dengan berlatih dan belajar- ilmu itu akan tegak dan makin memuncak.

Hendaknya pula seorang pelajar mengambil kesempatan akan masa muda dan awal remajanya sebagaimana maksud syi’ir berikut ini :

بقـدر الـكــد تعــطى ما تروم :: فـمــن رام المـنى لــيلا يقـوم
وأيام الـحــداثـة فـاغـتـنـمـهـا :: ألا إن الــحــــــداثــة لاتــدوم

Seukuran sengsara, itulah kesuksesan citamu :: Siapa menuju cita, jangan tidur dimalam berlalu.

Sempatkan dirimu, dimasa muda :: Dan ingat, masa itu tak lama berada.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "ألا إن هذا الدين متين فأوغل فيه برفق، ولا تبغض نفسك فى عبادة الله تعالى فإن المنبت لا أرضا قطع ولا ظهرا أبقى".

Rasulullah SAW bersabda : "Ingatlah, Sesungguhnya agama ini sangatlah kokoh, maka santunilah dirimu dalam menunaikan tugas agama, jangan kau buat dirimu sengsara lantaran ibadahmu kepada Allah. Karena orang yang telah hilang kekuatannya itu, tiada bisa memutus bumi dan tiada pula kendaraan tunggangannya".

وقال عليه السلام : "نفسك مطيتك فارفق بها".

Rasulullah SAW juga bersabda : “Dirimu itu kendaraanmu, maka santunilah ia".

Pelajar harusnya juga bercita-cita luhur dalam menempuh ilmu. Manusia itu akan terbang dengan cita-citanya, sebagaimna halnya burung terbang dengan kedua sayapnya.

Abu Thib berkata -dalam sebuah syi'ir- :

على قدر أهل العزم تأتى العـزائم :: وتأتى على قـدر الكـرام المكارم
وتعظم فى عين الصغير صغارها :: وتصغر فى عين العظيم العظائم

Seberapa kadar ahli cita, cita-cita kan teraihnya :: Seberapa kadar orang mulia, kemuliaan itu kan dia dapati.

Barang kecil tampaknya besar, dimata orang bercita kecil :: Begitu pun barang besar dimata orang yang bercita besar, akan terlihat kecil.

Pangkal sukses dan kesuksesan adalah kesungguhan dan cita-cita (himmah) yang luhur. Jadi, barang siapa bercita-cita ingin menghapalkan seluruh kitab Muhammad Ibnul Hasan, lagi pula disertai usaha yang sungguh-sungguh dan tak kenal lelah dan berhenti, maka menurut ukuran lahir pasti akan bisa menghafal sebagian besar atau paling tidak setengahnya.

Demikian pula sebaliknya, meskipun cita-citanya tinggi, tetapi tidak ada kesungguhan berusaha, atau dengan kesungguhan tetapi tidak bercita-cita tinggi, maka hanya sedikit pula ilmu yang kelak berhasil didapatkannya.

Syekh Imam yang agung, yaitu Ustadz Ridhoddin An-Naysaburi pernah menjelaskan dalam kitabnya, Makarim Al-Akhlaq, bahwasannya Dzul Qornain tatkala hendak berekspansi untuk menaklukkan dan menguasai dunia barat hingga timur, beliau ada meminta pertimbangan para cerdik cendikia seraya berkata : "Bagaimana harus aku harusber ekspansi dengan kemampuanku ini, sesungguhnya dunia ini kecil lagi fana, padahal kekuasaan dunia semuanya hina, ini sama sekali bukan cita-cita mulia".

Para cerdik cendikia berbagi pandangan : "Perjalanan ekspansi yang tuan lakukan untuk menguasai dunia, yaitu belahan barat dan timur adalah demi untuk  penaklukan urusan agama dan akhirat".

Dzul Qornain mengiyakan : "Ini pandangan terbaik". Adalah Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah SWT suka akan cita-cita (himmah) yang tinggi/luhur dan membenci hal yang hina".

Konon ada dikatakan :

فلا تعجل بأمرك واستدمه :: فما صلى عصاك كمستديم

Usah kau tergesa-gesa dengan segala urusanmu dan langgengkan saja :: …

Ada di sebutkan, bahwa Abu hanifah -radiAllahu 'anhu- pernah menceritakan kepada Abu Yusuf seraya berkata : "Aku seorang penduduk desa, kesungguhanku telah mengeluarkanku dari sana, takutlah engkau bermalas-malasan, karena sesuunguhnya kemalasan itu merupakan suatu keburukan yang besar".

Syekh al-Imam Abu Nashr ash-Shaffar al-Anshari mendendangkan sebuah syair :

يا نفس يا نفس لا ترخى عن العمل :: فى البر والعدل والإحسان فى مهل
فـكـل ذى عـمـل فى الخـير مـغـتبط :: وفـى بـلاء وشــؤم كــل ذى كــسـل

Diriku oh diriku, Usahlah kau bermalas-malasan :: Untuk berlaku baik, bersikap adil, berbuat kebajikan perlahan-lahan.

Setiap yang beramal kebajikan, untung kan didapat :: Tapi yang bermalas-malasan, tertimpa bala dan keparat.

Penyusun kitab ini (az-Zarnuji), berkata : "Syair berikut adalah gubahanku, bahwa maknanya ialah senada dengan maksud para ulama", yaitu :

دعى نـفـسى الـتكــاسـل والـتـوانـى  :: وإلا فـاثـــبــتـى فـى ذا  الـــهـــوان
فلم أر للـكــسـالـى اـلحـظ [يعطى] :: ســوى نــدم وحــــرمــان الأمــانـى

Tinggalkanlah oh diriku, bermalasan dan menunda urusan :: Kalau tidak, letakkan saja aku, dijurang kehinaan.

Tak kulihat, orang pemals mendapat imbal :: Selain sesal, dan cita-cita menjadi gagal.

Konon ada dikatakan :

كـم مـن حـياء وكم عـجـز وكـم نـدم :: جــم تــولـــد للإنـسـان مــن كـــسـل
إياك عن كسل فى البحث عن شبه :: فـمــا علـمـت وما قـد شذ عنك سل

Bertumpuk malu, lemah dan sesal :: Kebanyakan dari akibat orang malas beramal

Buanglah segan untuk membahas yang belum jelas :: Segala yang kau tahu, dan yang masih ragu akibat malas

Kata-kata mutiara di ucapkan : Sikap malas adalah timbul dari akibat jarang menghayati kemulyaan dan keutamaan ilm, maka seorang pelajar sebaiknya menuju ke sana, dengan kesungguhan, berlatih dan membiasakan diri dengan banyak-banyak merenungi akan keutamaan/fadhilah ilmu pengetahuan. Karena sesungguhnya ilmu pengetahuan itu sifatnya abadi (sebagaimana keabadian maklumat yang terkandung di dalamnya) sedangkan materi (harta) sifatnya fana, lama-kelamaan akan sirna, ini sebagaimana ucapan Amiril-Mukminin, 'Ali ibn Abi Thalib karromallahu wajhhah :

Kami rela akan pembagian Tuhan yang maha Kuasa akan diri kami, kami punyai dianugerahi ilmu pengetahuan,  sedangkan musuh-musuh kami dinugerahi harta/materi

فإن المال يفنى عن قريب :: وإن العلم يبقى لا يزال

Harta/materi itu sesungguhnya bersifat fana dari siapa pun yang mencoba mendekatinya :: Sedangkan ilmu peengetahuan akan tetap abadi selama-lamanya.

Ilmu yang bermanfaat, dengannya akan terus-menerus diingatnya dengan baik, ianya akan kekal abadi meskipun setelah ditinggal mati, ianya akan tetap terkenang sepanjang masa.

Yang mulia Syekh al-Imam, Dzahiruddin, muftinya para Imam, Hasan ibn 'Ali yang terkenal dengan sebutan al-Marghinaniy, beliau mendendangkan sebuah syair :

الجـــاهـلـون مـوتـى قـبل مـوتـهــم :: والعـالمـون وإن ماتوا فأحياء

Seorang yang bodoh itu hukumnya mati sebelum kematiannya :: Sedangkan orang-orang 'alim akan terus hidup (terkenang sepanjang masa) meski setelah kematiannya.

Syekh al-Imam Burhanuddin -rahimahullah- mendendangkan sebuah syair untukku :

وفى الجهل قبل الموت موت لأهله :: فـأجــسامهـم قبل القبور قبور
وإن امــرؤ لم يحـــيى بالعلم مــيت :: فـليس له حــين النشور نشور

Dalam kebodohan seseorang, adalah kematian bagi keluarganya meski sebelum mati :: Jasad/tubuh kasar mereka adalah quburnya.

Seseorang yang tak berusaha hidup dengan ilmunya adalah mati :: Dan baginya,  bukanlah hidup tatkala dia terbangun dari tidurnya.

[Berkata lainnya] :

أخـو الـعـلم حـي خــالـد بـعـد مــــــوتـه :: و أوصـاله تحـت التراب رمـيم
وذو الجهل ميت وهو يمشى على الثرى :: يظهر مـــن الأحياء وهو عديم

Pemilik ilmu itu akan selalu hidup sepanjang masa bahkan jauh sebelum matinya :: Ia senantiasa terkenang sepanjang masa meski jasadnya telah hancur lebur di bawah tanah.

Sedangkan seorang yang bodoh itu terbilang mati meski dia masih di dunia ini :: tampaknya dalam kehidupan ini padahal ia tak terbilang.

Dan lainnya berkata :

حـياة الـقـلب عـلـم فاغـتـنمـه :: ومـوت القلب جهـل فاجتنبه

Hidupnya hati itu merupakan ilmu pengetahuan, maka jagalah ia :: Sedangkan matinya hati merupakan kebodohan, maka jauhi dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar