بسم
الله الرحمن الرحيم
lalu, dengan serta-merta si `Abid itu semakin terheran-heran seraya termenung : “HERAN SAYA !!” gerutunya dalam hati, dia terlihat masih saja berfikir dalam keteremenungannya dan terheran-heran atas ucapan si Majnun barusan itu.
Majnun : “Wahai `Abid !!, Akan saya katakan padamu tentang rahasia, tapi tolong jangan sesumbar pada yang lain”
`Abid : “Apa yang kau maksudkan dengan rahasia itu ?, Wahai Majnuun yang cerdas ?!”
Lalu si Majnun pergi meninggalkan si `Abid seraya tertawa terbahak-bahak, hahaha ,. sedang si `Abid masih saja dalam tangisnya seraya berkata : “Tidak, demi Allah saya tidak menyaksikan dirinya sebagai seorang yang gila, justru dilah seorang yang cerdas diantara mereka yang cerdik pandai, saya lah yang sebenarnya gila, maka sejak ini akan saya catat semua ucapannya”
lalu, dengan serta-merta si `Abid itu semakin terheran-heran seraya termenung : “HERAN SAYA !!” gerutunya dalam hati, dia terlihat masih saja berfikir dalam keteremenungannya dan terheran-heran atas ucapan si Majnun barusan itu.
Majnun : “Wahai `Abid !!, Akan saya katakan padamu tentang rahasia, tapi tolong jangan sesumbar pada yang lain”
`Abid : “Apa yang kau maksudkan dengan rahasia itu ?, Wahai Majnuun yang cerdas ?!”
Manjun : “Wahai
`Abis, sesungguhnya Tuhanku memasukkanku ke neraka, kau tau kenapa ?!”
`Abid : “Ya,. Kenapa itu terjadi ?”
`Abid : “Ya,. Kenapa itu terjadi ?”
Majnun : “Sebenarnya, aku beribadah kepada-Nya itu karena di landasi rasa “HUBB” dan “SYAUQ”, sedangkan kau beribadah kepada-Nya itu karena sikap “KHOUF” dan “TAMAK” … “Padahal, prasangkaku jelas lebih baik dari prasangka mu terhadap-Nya (Allah swt)” …
“Pengharapanku akan-Nya (Allah swt) jelas lebih sempurna ketimbang pengharapan mu kepada-Nya” …
“Coba kau renungkan wahahi 'Abid !!, Apa yang tak kau harapkan itu kenapa jauh lebihbaik dari pada yang kau harapkan ?!” … Padahal, coba kau lihat Musa AS yang lari terbirit-birit demi menghindari neraka, lalu dia kembali dengan membawa label keNubuwwatan
Karena itulah "Saya pergi demi untuk keelokan Tuhanku, dan saya kembali sebagai seorang yang gila" tegas si Majnun“Pengharapanku akan-Nya (Allah swt) jelas lebih sempurna ketimbang pengharapan mu kepada-Nya” …
“Coba kau renungkan wahahi 'Abid !!, Apa yang tak kau harapkan itu kenapa jauh lebihbaik dari pada yang kau harapkan ?!” … Padahal, coba kau lihat Musa AS yang lari terbirit-birit demi menghindari neraka, lalu dia kembali dengan membawa label keNubuwwatan
Lalu si Majnun pergi meninggalkan si `Abid seraya tertawa terbahak-bahak, hahaha ,. sedang si `Abid masih saja dalam tangisnya seraya berkata : “Tidak, demi Allah saya tidak menyaksikan dirinya sebagai seorang yang gila, justru dilah seorang yang cerdas diantara mereka yang cerdik pandai, saya lah yang sebenarnya gila, maka sejak ini akan saya catat semua ucapannya”
Sayidina `Ali -radiAllahu `anhu-
berkata : “Jadilah dirimu sebagai seorang yang manakala tak mengharap kepada-Nya itu lebih saya harapkan ketimbang dirimu yang mengharap”.
Sesungguhnya Musa
bin `Imran Alayhis-Salaam keluar untuk menahan keluarganya biar mereka tak lagi
sebagai ahli neraka hingga kemudian Allah swt berdialog (bertakallum) dengannya
lalu akhirnya dia kembali sebagai seorang Nabi … dan keluarlah Ratu Saba
(Balqis) dari negerinya sebagai seorang yang kafir, kemudian dia memeluk islam
bersama (mengikuti petunjuk) Sulaiman AS
… dan tukang-tukang sihir Fir`aun telah keluar mencari kemuliaan yang
dimiliknya, lalu mereka kembali sebagai sepasukan ahli sihir yang beriman ; ...
“YA TUHANKU !!, BAGAIMANA AKU BISA MELALAIKANMU SEDANG ENGKAU TAK PERNAH LUPUT UNTUK MEMANTAUKU”
Demikian kisah teladan ini, semoga ada manfaat dan bisa inspirasikan buat sekalian pembaca yang budiman dan mudah-mudahan kita dapat mengambil ibrah sebagai pelajaran dari apa yang tersaji dalam kisah dialog ini. amiien
Hadza ,. wAllahu A'lamu Bish-Showaab
“YA TUHANKU !!, BAGAIMANA AKU BISA MELALAIKANMU SEDANG ENGKAU TAK PERNAH LUPUT UNTUK MEMANTAUKU”
Demikian kisah teladan ini, semoga ada manfaat dan bisa inspirasikan buat sekalian pembaca yang budiman dan mudah-mudahan kita dapat mengambil ibrah sebagai pelajaran dari apa yang tersaji dalam kisah dialog ini. amiien
Hadza ,. wAllahu A'lamu Bish-Showaab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar