Selasa, 19 Januari 2016

Tips Meminimalisir Dosa dengan Meminta Doa dan Istighfar dari Anak Kecil

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem


Aku, -saat ketika mendadak suntuk oleh sebab terlalu banyaknya dosa yang telah aku perbuat atau karena hal lain- segera saja aku mencari-cari ponakanku tak perduli laki maupun perempuan (yang masih belum baligh tentunya) untuk kemudian aku ciumi gemas dengan memeluknya sebagai sikap empati dan sayangku pada mereka dan abis itu tak lupa aku meminta mereka untuk mendoakanku pada Tuhan yang maha Esa, Allah swt, dengan memohon istighfar kepadaNya -meskipun kata-kata doanya harus kuajari dulu- : "YA ALLAH !!, AMPUNI DOSA-DOSA MAMANGKU, MANG ABDULLAH" ...

Itulah kebiasaanku saat ketika mendadak penat, suntuk dan merasa banyak dosa, hal ini mengikuti kebiasaan Sayidina 'Umar ibn Khattab RA dan Abu Huraerah RA, kedua sahabat ini melakukan hal itu untuk di setiap harinya dengan tanpa memperdulikan anak-anak dari kerabatnya sendiri atau bukan -yang penting dia masih anak-anak dan belum baligh-, "SUNGGUH KALIAN BELUMLAH BERDOSA" demikian kata 'Umar ...

وكان عمر بن الخطاب -رضي الله عنه- يطلب من الصِّبيان الاستغفارَ, ويقول : " إنَّكُمْ لَمْ تُذْنِبُوا " ... إنتهى


Adalah Umar ibnu Khattab radiAllahu 'anhu selalu mencari-cari anak kecil untuk memintakan istighfar -ampunan- kepada Allah swt untuknya, seraya berkata : "Kalian memang belumlah berdosa" ... intaha

وكان أبو هريرة -رضي الله عنه- يقول لغلمان الكتاب : " قُوْلُوا اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِي هُرَيْرَةَ, فَيُؤَمِّنَ عَلَى دُعَائِهِمْ " ... انتهى


dan adalah Abu Huraerah radiAllahu 'anhu tiap kali bertemu anak kecil dia selalu menyodorkan tulisan : "Ucapkanlah ini,. "ya Allah !, ampuni dosa-dosa Abi Huraerah", lalu Abu Huraerah mengamini doa mereka ... intaha

Kedua atsar tersebut baik riwayat 'Umar RA maupun riwayat Abu Huraerah RA, keduanya ada dalam kitab "Asbab al-Maghfirah" (Faktor-faktor Turunnya Ampunan Allah swt) oleh Ibnu Rajab dalam bab "Thalab al-Istighfar Mimman Qallat Dzunubuhu" (memintakan ampunan kepada Allah swt dari seseorang yang sedikit memiliki dosa) ada di page I/5 maktabah syamilah ishdar tsani, silahkan merujuk kesana.

Bahkan, -dalam suatu riwayat lain- sampai-sampai kedua sahabat ini ada semacam menjanjikan/mengiming-imingi mereka dengan memberikan uang kecil untuk sekedar tips barang serupiah atau labih sebagai imbalannya setelah mereka benar-benar mau berdoa dan memohonkan ampunan bagi dosa-dosa keduanya, karena yang sedemikian itu diyakini dapat merontokkan/meminimalisir dosa yang telah kita perbuat sebelumnya, insya Allah.

Coba deh, bagi anda yang memiliki putra atau putri di rumah, atau boleh jadi ponakan sendiri dan atau adik-adik kita sendiri yang masih kecil dan belum baligh tentunya, cobalah lakukan hal yang sama terhadap anak-anak kita, anak-anak kerabat kita, atau bahkan terhadap anak-anak tetangga sebagai ungkapan ekspresi kasih dan sayang kita terhadap mereka ; ciumi mereka dengan manja, peluk mereka dengan sikap empati dan kasih sayang, perlakukan mereka dengan segala perilaku kemanjaan mereka sebagaimana sifat keluguan dan kekanak-kanakan mereka (childish), puji dan sanjung mereka dengan rangsangan-rangsangan simultan dengan kata-kata yang baik dan positif demi sekiranya dapat menenteramkan/menggugah jiwa mereka ke arah yang lebih baik, nah, setelah itu baru kita mintai mereka untuk mendoakan kita kepada Tuhan yang maha Esa untuk agar kita diampuni dari segala dosa dan salah yang telah banyak kita perbuat sebelumnya, tentu dengan mengajari mereka terlebih dahulu akan doa-doa yang hendak mereka panjatkan kepada Tuhan Azza waJalla (sebagaiamana yang di contohkan sahabat Abu Huraerah RA di atas), dan kalau bisa, boleh juga kita mengiming-imingi mereka dengan sedikit memberikan uang kecil sebagai tips sederhana barang serupiah atau lebih setelah mereka benar-benar mau berdoa dengan memohonkan istighfar dan ampunan untuk kita.

Maka, penat dan suntuk yang menghinggapi diri kita pun secara perlahan berubah seketika menjadi ketenangan diri dan kepuasan batin tersendiri oleh sebab dosa-dosa kita telah dan akan di ampuni oleh Allah swt, dan terbukti bahwa hal ini kalau kita lakukan secara simultan dan terus menerus di setiap keseharian kita dapatlah meningkatkan jalinan kekerabatan dan kedekatan kita terhadap mereka dengan menumpahkan kasih dan sayang kita lebih erat terhadap sesama anak manusia baik sekarang maupun untuk di kemudian hari, dan secara psikologi -hal sedemikian ini- pun akan sangat dapat dibenarkan, insya Allah.

Hadza, wAllahu A'lamu bish-Shawaab.

<<>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar