Kamis, 24 Desember 2015

Gusdur dalam Kenangan

Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem

Penyair kenamaan sebelum Islam (sebelum Risalah Muhammad SAW), yaitu Tharfah ibn Al-'Abd, dalam salah satu syairnya yang terkenal bergenre al-Mu'allaqa, pernah menyemangati (janji) kepada kaumnya ;


وَلَسْتُ بِحَلاَّلِ التِّلاَعِ مَخَافَة ً :: وَلَكِنْ مَتَى يَسْتَرْفِدُ القَوْمُ أَرْفُدُ

AKU BUKANLAH ORANG YANG BERSEMBUNYI DALAM BEJANA (tanah liat) :: NAMUN MANAKALA KAUM(KU) MINTA TOLONG (padaku), AKAN AKU BANTU (sekuat tenaga).

<<>>

Penggalan syair diatas, Gusdur (Allah yarham) mengutip dan mendendangkannya saat mana didaulat sebagai pembicara di hadapan para mahasiswa Trisakti dalam sambutan terakhirnya -delapan bulan sebelum beliau benar-benar tinggalkan dunia ini-, setelah sebelumnya beliau juga melantunkan shalawat al-Badr bersama-sama dengan mahasiswa, Jend. purn. Ryamizard Ryacudu, beberapa artis dan masyarakat setemat juga civitas akademika Trisakti diiringi gamelan Kyai Kanjeng pimpinan Cak Nun.


Catatan :
Coba kau renungi spirit syair di atas, maka tampaklah jelas bagi kita tentang begitulah pribadi Gusdur yang meskipun kelihatannya lemah secara fisik, banyak dicela orang, namun semangatnya takkan pernah mundur dan memudar, terus membara hingga akhir hayatnya, dan beliau tetap semangat demi terciptanya harmoni kemanusiaan Indonesia yang bermartabat, tegaknya supremasi hukum di negeri ini, tegaknya keadilan dan kesejahteraan bagi bangsa ini hingga tak lagi ada kesenjangan secuilpun di tengah mereka.

Demikian essensi cita-cita mulia dab perjuangan Gusdur untuk bangsa ini.

<<>>

Antarah (yang juga penyair kenamaan sebeluum Islam), juga pernah menggubah syairnya yang menyinggung masalah penebusan nyawa, sebagai berikut :


واذا ظلمت فان ظلمي باسل :: مر مذاقته كطعم العلقم

JIKA AKU (DAN KAUMKU) TERANIAYA, MAKA BALASANKU (DAN KAUMKU) SANGAT BERBAHAYA :: PAHIT RASANYA SEPERTI PAHITNYA BUAH ‘ALQAM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar