Rabu, 29 April 2015

NLP, Hal Lain yang Harus Guru Kuasai


Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiiem

"Yap, Kau hampir benar !!, Coba ulangi lagi yak !!", apa kesan yang anda tangkap seketika anda membaca/mendengar kalimat itu, coba bandingkan dengan kalimat ini "Oh, Rajin sekali kau ini, teruskan !!", beda kan kesannya ?

Nah, dalam dunia psikotest, itu yang dimaksud dengan "Neuro-Linguistic Programe" atau lazim disingkat NLP, suatu pendekatan bagi seseorang (boleh jadi oleh "guru") yang kerap digunakan untuk mendalami perkembangan psikologi lawan bicaranya (boleh jadi kepada "siswa").

Ternyata pengetahuan ini penting juga bagi seseorang (terutama bagi para pendidik) untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kejiwaan peserta didiknya, utamanya untuk dalam rangka mengetahui sejauh mana daya serap dan atau tingkat pemahaman siswa teradap materi ajar yang disajikan saat mana proses pembelajaran berlangsung didalam atau bahkan diluar kelas.

Bagi para pendidik atau tenaga kependidikan, ada baiknya dan tak salah untuk sesekali mempelajari NLP, dan cobalah cari tahu tentang apa itu NLP untuk sebagai tambahan wawasan, disamping untuk memperdalam dan mengasah skill paedagogik yang semestinya anda (para pendidik) miliki.

Dengan memperdalam NLP, niscaya akan anda dapati banyak pengetahuan yang belum anda pahami sebelumnya untuk sebagai dalam ranka menyingkap bagaimana kondisi seseorang dilihat dari gaya bicara misalnya, daya serap, responsibilitas, pemahaman akan materi ajar, dan lain-lain.

NLP, oleh pencetusnya (Bandler dan Grinder 1970) mengklaim adanya hubungan antara proses neurologi ("neuro"), bahasa ("linguistic") dan pola perilaku yang dipelajari melalui pengalaman ("programming") dan bahwa hal tersebut dapat diubah untuk mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan.

Bandler dan Grinder mengklaim bahwa ketrampilan seseorang dapat "dimodel" menggunakan metodologi NLP kemudian keterampilan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja.

Bandler dan Grinder juga mengklaim bahwa NLP dapat mengobati masalah seperti pobia, depresi, gangguan kebiasaan, penyakit psikosomatik, miopi, alergi, flu dan gangguan belajar, seringkali hanya dalam satu sesi terapi (termasuk guru dan tenaga kependidikan).

NLP, dalam perkembangannya telah diadopsi oleh beberapa hipnoterapis dan sering kali didiskusikan dalam seminar-seminar yang dipasarkan untuk bisnis dan pemerintahan.

Wuiiih, menarik memang baca-baca NLP,. sok atuh gali lebih jauh tentang apa itu NLP, inSya Allah hal itu akan ada banyak manfaatnya bagi para pelaku pendidik dan tenaga kependidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar