MAKALAH
Praktik
(Micro-Teaching) :
“SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM” (SKI)
Dalam
tema :
KERISALAHAN
MUHAMMAD SAW
Dengan
pendekatan metode :
a).
Ceramah (Mendongeng)
b).
Pra and Pasca-Conventional
c).
Time-Line (berdasarkan waktu)
BAB - I
1. Pendahuluan
Seorang
guru, dapatlah dinyatakan sukses atau tidaknya suatu penganjaran dalam kelas
itu sangat bergantung kepada seberapa besar pesan-pesan atau bahan-bahan pokok
ajaran itu bisa dicerna, diterima dan dipahami oleh peserta didiknya, ini juga
pada gilirannya menuntut kepada seberapa besar penguasaan paedagogik seorang
guru dan kompetensinya akan materi ajar yang dikuasai dengan penggunaan suatu
metode yang tepat yang diperlukan sebagai suatu keniscayaan sebagai pengantar dalam
penyampaian suatu bahan ajaran kepada anak-anak didik, apalagi pokok bahasan materi
ajarnya itu menyangkut kesejarahan yang sebegitu abstrak bagi seorang guru
untuk bisa di eksplorasi secara tuntas, konprehensif, transparant dan sarat
dengan nilai-nilai ibrah di dalamnya, dibentangkan secara ilustratif, naratif
di depan anak-anak didik hingga pada akhirnya semua yang di sajikan oleh guru itu
akan benar-benar bisa diserap dan dicerna oleh para siswa.
Dan
apatah lagi sejarah yang dimaksud adalah sejarah islam, yaitu menyangkut pribadi
Rasulullah saw baik sebagai makhluq individu, maupun sebagai makhluq dalam strata
sosialnya dan terlebih sebagai seorang pemimpin ummat secara universal, adalah
suatu hal yang teramat prinsip dalam penekanan dan pengembangan nilai-nilai ajaran
islam bagi sekalian ummatnya, ummat Nabi Muhammad saw.
Ada
banyak metode untuk mendukung suatu pengajaran ; misalnya diawali dengan sebuah
pengantar ceramah yang kita narasikan dengan cara mendongeng secara klasikal, kemudian
sedikit membumbuinya dengan metode-metode lain, seperti ; dukungan visual IT, power
point, maind map, konsep map, time-line, pra and pasca convention-metod,
alphabet pocket-metod, dan lain-lain yang pada gilirannya, itu semua dapat di ketengahkan
oleh seorang guru tergantung melihat akan kebutuhan kelas secara kondisional dalam
pada saat dia menguraikan suatu pengajaran fakta sejarah.
2. Rumusan masalah
Dari
uraian pendahuluan dan latar-belakang singkat sebagaimana termaktub diatas,
maka dapat diambil rumusan, sebagai berikut :
a.
Bagaimana seharusnya seorang guru dapat
menyajikan bahan-bahan pokok materi pengajaran dalam kelas seefektif mungkin
sehingga bisa dicerna dan dipahami oleh siswa
b
Menentukan metode apakah yang paling
tepat yang seharusnya guru bawakan untuk mendukung pengajaran yang di ketengahkan
atau bahkan harus dengan menggabungkan beberapa metode sekaligus untuk dapat mengeksplorasi
semua pengajaran terkait bahan-bahan pokok ajaran.
3. Tujuan
Mempertegas
akan pentingnya sebuah metode atau cara-cara pengajaran yang digunakan oleh
seorang guru atau dengan menggabungkan beberapa metode sekaligus dalam sebuah
pengajaran di kelas
BAB - II
Untuk dapat menyajikan atau
mengungkapkan sebuah fakta sejarah dengan tema “Kerisalahan Muhammad Saw”
kepada anak-anak sekolah sebagai peserta didik di dalam kelas, seorang guru hendaknya
dapat menyajikannya dengan beberapa pendekatan metode dalam sekaligus, di mana satu
metode yang diterapkan oleh guru dengan metode lainnya masih berkaitan, saling
bersinergi, saling mendukung dan menguatkan satu sama lain, dan saling melengkapi
akan kekurangan masing-masing metode yang disematkan di dalamnya, antara lain ;
A. Metode Ceramah (mendongeng)
Tak
di pungkiri memang, bagi siapa pun, seorang guru, itu dalam mengawali
pengajarannya, pasti dia melibatkan penggunaan metode caramah, paling tidak,
untuk sekedar membuka (opening ceremony) dan memberi salam pembuka
kepada para siswa setelah sedikit basa-basi menanyakan kesiapan mental para
siswa yang tengah di hadapinya.
Kemudian,
pada praktiknya guru bisa mengembangkannya lebih jauh dengan pendekatan klasikal,
metode ceramah (monolog) misalnya, yakni dengan cara mendongeng yang akan dibawakan
secara tradisional sebagai suatu bukti akan pelestarian kekayaan budaya bangsa
yang diwariskan secara turun-temurun dari masa ke masa.
Bagi
seorang guru -dalam kaitan ini-, sebisa mungkin dia dapat mengantarkan /
mengetengahkan substansi pokok ajarannya secara perlahan dan hati-hati
menyangkut fakta sejarah tentang kerisalahan Muhammad saw secara
naratif, deskriptif, dan ilustratif. Sebab, dengan pendekatan metode “dongeng” ini,
biasanya akan mengundang perhatian para siswanya untuk jauh lebih fokus akan
materi-materi ajar yang tengah disampaikan seorang guru, dan metode ini juga
akan terasa efektif bagi anak-anak usia dini semisal anak-anak SD dan MI, kelas
I hingga kelas IV.
Selebihnya, seorang guru boleh membenamkan metode pengjarannya dengan pendekatan-pendekatan metode lain.
Selebihnya, seorang guru boleh membenamkan metode pengjarannya dengan pendekatan-pendekatan metode lain.
B. “Pra and Pasca Convention-Metod”
Kemudian,
selain itu seorang guru juga masih terbuka peluang untuk menyisipkan dengan metode
lain, yaitu dengan “Pra and Pasca Convention Metod”, adalah sebuah
metode pedekatan pengajaran yang mengklasifikasikan tema sejarah berdasarkan runut
“sebelum” dan “sesudah” kejadian itu berlangsung, misalnya tentang
kapan terjadinya, secara garis besar dapat diuraikan dengan menyertakan
moment-moment penting apa saja yang mengiringi perjalanan masa itu, uraian dan
pengklasifikasiannya tersebut bisa didata dan diinventarisir sebagai berikut,
antara lain :
a).
Pra-Konvensional
Muhammad
saw sebelum diangkat menjadi rasul (utusan Tuhan). Pada tahapan awal ini, perkembangan
hidup dari masa ke masa mengiringi perjalanan sejarahnya di masa kecil hingga
menuju dewasa di mana kelak dia akan menjadi manusia termulia sebagai salah seorang
utusan Tuhan (Rasulullah) akhir zaman, tahapan masa hidupnya ini dapat di uraikan
sebagai berikut, antara lain :
·
Masa susuan
hingga kewafatan ibundanya : (00
bulan – 07 bulan)
·
Masa susuan akhir
hingga remaja awal : (08 bulan – 12 tahun)
·
Masa remaja akhir
hingga dewasa awal : (13 tahun – 25 tahun)
·
Masa dewasa awal
hingga dewasa akhir : (26 tahun – 35 tahun)
·
Masa dewasa akhir
hingga usia matang : (36
tahun – 40 tahun)
b).
Konvensional
Muhammad
saw, pada saat diangkat menjadi rasul (utusan Tuhan) hingga hijrah ke
kota Yatsrib (Madinah al-Munawwaroh). Metode ini menyajikan beberapa pandangan
atau perspektif baik digali secara internal dari sumber-sumber keislaman itu
sendiri yang berdasarkan nash-nash al-Quran dan al-Hadits, maupun digali dari
sumber-sumber lain secara eksternal di luar islam, yakni berdasarkan yang
termaktub dalam Injil/Bible (kitab perjajian baru) dan Taurat (kitab
perjanjian lama), yaitu dalam perspektif ahlul-kitab, antara lain ;
-
Perspektif
Ahlul-Kitab
-
Dalam
Taurat (Perjanjian lama) : lihat “Deuteronomy 18 : 18”
Dalam
Taurat (kitab perjanjian lama milik ummat Yahudi), pada Deuteronomy 18 : 18,
ada disebutkan : “Akan Aku angkat seorang Nabi dari sanak saudara mereka
sebagaimana juga kenabian kepada kamu. Dan akan Kutetapkan FirmanKu ke mulutnya
hingga dia akan berbicara kepada mereka semua yang akan Aku perintahkan”.
-
Dalam
Injil (Perjanjian baru) : lihat “John 16:7 dan 16:13”
Dalam
Injil (kitab perjanjian baru milik ummat Nashrani), Isa putra Maryam berkata :
“Jika aku masih ada, maka pemberi peringatan (Conforter) itu takkan datang
padamu. Tetapi jika aku pergi, maka aku akan mengirimkannya kepadamu. Ia akan
membimbingmu kepada kebenaran. Sebab ia akan berbicara tentang dirinya tetapi
apapun yang ia dengar, maka ia harus mengatakannya”. (Jhon 16:7 dan 16:13).
- Perspektif Islam
(Al-Quran) : lihat “QS 61 : 6”.
Dalam Al-Quan sendiri, Allah swt berfirman :
“Dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata : ((Hai Bani Israil,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun)
sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira akan kedatangan seorang Rasul
bernama Ahmad -Muhammad-))”. QS 61:6
c).
Paska-Konvensional
Muhammad
saw pada saat setelah diangkat menjadi rasul (utusan Tuhan) hingga meninggal
dunia. Pada tahapan ini dapat digambarkan secara periodik, yaitu periode Makkah
dan periode Madinah :
-
Periode Makkah :
Muhammad,
Rasulullah saw berdakwah di kota Makkah selama kurang lebih 13 (tiga belas)
tahun, tepatnya 12 tahun, 5 bulan, dan 13 hari, terhitung sejak 17 Ramadhan
tahun ke 14 dari kelahiran Nabi, hingga berakhir di tanggal 1 Rabiul Awal tahun
ke 54 dari kelahiran Nabi.
-
Periode Madinah
Muhammad,
Rasulullah saw berdakwah di kota Madinah selama kurang lebih 10 (sepuluh) tahun
saja, tepatnya selama 9 tahun, 9 bulan, 9 hari, terhitung sejak masa Hijrah
Nabi saw ; pada tanggal 9 Dzul-Hijjah tahun ke 63 Hijriyah hingga haji Wada`
B. “Time-Line”
Metod
Kemudian,
setelah pengklasifikasian sejarah “Kerisalahan Muhammad saw” berdasarkan
tahapan melalui “Pra and Pasca Convention-Metod” sebagaimana diatas, seorang
juga dapat mengembangkannya dengan menggunakan metode “Time-Line”, yaitu
sebuah metode yang mengulas tuntas dan mendeskripsikan secara detail akan kapan
terjadinya “Kerislahan Muhammad saw” dari waktu ke waktu, antara
lain bisa diolah/diuraikan secara pendataan tabulasi sebagaimana di bawah ini ;
Kejadian
|
Kapan
(waktu)
|
Ulasan
dan Deskripsi
|
Pra-Konvensional
(Sebelum diangkat menjadi rasul) |
*. (0 bln – 6 bln)
*. (07 bln – 12 thn)
*. (13 thn – 25 thn)
*. (26 thn – 35 thn)
*. (36 thn – 40 thn)
|
*
Kelahiran Muhammad saw pd tahun Gajah, (+/-) pd tahun 570 m, [1] kemudian
beliau di susukan oleh Halimah As-Sa’diyyah setelah sebelumnya oleh Tsuwaebah
sebagai yang mula2 menyusui Rasulullah saw (ialah seorang budak pamannya, Abu
Lahab) [2],. hingga memasuki usia 6 tahun Muhammad dtinggal mati oleh
ibunda Sayyidah Aminah ditanah Abwa [3]
*
Hidup dalam asuhan pamannya, Abu Thalib, pd usia 12 thn beliau sering
dibawa berdagang ke Syam hingga tanda-tanda kenubuwwatannya ditangkap oleh
pendeta Nashrani (Rahib). [4]
*
Dalam hidupnya, beliau tak luput dari pantauan dan perhatian pamannya Abu
Thalib, hingga dikalangan masyarakat Arab beliau digelari al-Amin, hanya
krn beliau amat terpercaya. []
*
Dan hingga pada usia beliau menginjak 25 tahun beliau menikahi Sayyidah Khodijah (seorang
janda rupawan) yang usianya lebih tua dari Muhammad, yaitu 40 tahun. [5]
*
Pada usianya yang ke 35 tahun beliau dipercaya untuk menyolusikan peletakan
hajar aswad yg sebelumnya ada perselisihan di kalangan suku Quraisy
menyangkut siapakah yang paling berhak untuk menempatkan kembali hajar aswad
diposisinya semula.[6]
*
Pada tahun 611 m, setelah beliau genap berusia 40 tahun, kemudian beliau
diangkat menjadi Rasul dengan ditandai penerimaan ayat pertama (Iqro Bismi
Robbikkal-Ladzi Kholaq) oleh Allah swt yang dibawa Jibril AS, di gua Hira. [7]
|
Konvensional
(Pada
saat diangkat menjadi rasul)
|
*. Perspektif
Ahlul-Kitab
- Taurat
- Injil
*. Perspektif Islam
(Al-Quran)
|
*
Dalam Taurat (kitab perjanjian lama milik ummat Yahudi), pada Deuteronomy 18
: 18, ada disebutkan : “Akan Aku angkat seorang Nabi dari sanak saudara
mereka sebagaimana juga kenabian kepada kamu. Dan akan Kutetapkan FirmanKu ke
mulutnya hingga dia akan berbicara kepada mereka semua yang akan Aku
perintahkan”
*
Dalam Injil (kitab perjanjian baru milik ummat Nashrani), Isa putra Maryam
berkata :
“Jika aku masih ada, maka pemberi
peringatan (Conforter) itu takkan datang padamu. Tetapi jika aku pergi, maka
aku akan mengirimkannya kepadamu. Ia akan membimbingmu kepada kebenaran. Sebab
ia akan berbicara tentang dirinya tetapi apapun yang ia dengar, maka ia harus
mengatakannya”. (Jhon 16:7 dan 16:13).
*
Dalam Al-Quan sendiri, Allah swt
berfirman : “Dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata : ((Hai Bani
Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
(yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira akan
kedatangan seorang Rasul bernama Ahmad -Muhammad-))”. QS 61:6
|
Pasca-Konventional
(pada
saat setelah diangkat menjadi rasul)
|
*. Periode Makkah
*. Periode Madinah
|
·
Selama
12 thn, 5 bln, 13 hr, terhitung sejak 17 Ramadhan tahun ke 14 dari kelahiran
Nabi – 1 Rabiul Awal tahun ke 54 dari kelahiran Nabi.
·
Selama
9 tahun, 9 bulan, 9 hari, terhitung sejak Hijrah Nabi ; 9 Dzul-Hijah thn ke
63 Hingga haji Wada`
|
BAB - III
Simpulan.
Kerasulan atau
kerisalahan Muhammad saw, sebenarnya sejak awal telah diisyaratkan dalam
kitab-kitab sebelum Al-Quran, yakni Injil dan Taurat. Beliau adalah penutup
sekaligus pelengkap risalah yang diturunkan Allah swt.
Allah swt
berfirman : “Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’mat-Ku. Dan
telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu”. QS 5 : 3
Allah swt juga
menegaskan : “Barang siapa mencari agama selain dari agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu dari padanya, dan dia di akhirat
termasuk orang yang merugi”. QS 3 : 85
Maha benar Allah dengan
segala Firman-Nya.
Daftar referensi
:
*. “Al-Quran
Al-Kariiem”
*. “Holly Bible”
*. “Muhammad in
the Bible”. Dr. Jamal Badawi
*. “Sahih Bukhari”.
Imam Bukhari
*. “Sunan
Turmudzi”. Imam Turmudzi
*. “Al-Mushonnaf”
Ibnu Abi Syaebah
*. “Al-Mustadrok”
Imam Al-Hakim
*. “Dalail An-Nubuwwat”
Imam Al-Bayhaqi
*. “Al-Bidayah
wan-Nihayah” Ibnu Katsier
*. “Akhbar Makkah”
Imam Al-Azraqi
*. “Sejarah Hidup
Muhammad” Muhammad Husein Haekal
<<>>
[1].
Muhammad Husein Haekal “Sejarah Hidup Muhammad” page 1/3 Bag. Ketiga.
[2].
Ibnu Sa’d “At-Thobaqot Al-kubro” dari jalur Barroh binti Abi
Tajrah, hadits marfu’
[3].
Imam Al-Bayhaqi “Syu’bul-Iman” hadits nomor 1377 (maktabah
syamilah)
[4].
Imam At-Turmudzi “As-Sunan” hadits nomor 3553, (maktabah syamilah)
Ibnu Abi Syaebah “Al-Mushonnaf” page
VII/430, VIII/435 hadits nomor 95, (maktabah syamilah)
Imam Al-Hakim “Al-Mustadrok”
page X/8 hadits nomor 4195 (maktabah syamilah)
Imam Al-Bayhaqi “Dalail An-Nubuwwat”
page I/406 hadits nomor 361 (maktabah syamilah)
[5].
Ibnu Katsier “Al-Bidayah wan-Nihayah” page II/295. (Ash-Shoid
Al-Fawaaid)
Imam Al-Bayhaqi “Dalail
An-Nubuwwat” page I/453 hadits nomor 404 (maktabah syamilah)
[6].
Imam Al-Azraqi “Akhbar Makkah” page I/197 hadits nomor 162,
“ “ “ “ page
I/220 hadits nomor 185
[7].
Imam Bukhari “As-Sahih Al-Bukhari” page hadits nomor 3 (maktabah syamilah)
<<>>
<<>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar