Rabu, 11 Desember 2013

Micro-Teaching : Kerisalahan Muhammad SAW.


MAKALAH
Praktik (Micro-Teaching) :
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM” (SKI)
Dalam tema :
KERISALAHAN MUHAMMAD SAW
Dengan pendekatan metode :
a). Ceramah (Mendongeng)
b). Pra and Pasca-Conventional
c). Time-Line (berdasarkan waktu)


BAB - I

1.      Pendahuluan

Seorang guru, dapatlah dinyatakan sukses atau tidaknya suatu penganjaran dalam kelas itu sangat bergantung kepada seberapa besar pesan-pesan atau bahan-bahan pokok ajaran itu bisa dicerna, diterima dan dipahami oleh peserta didiknya, ini juga pada gilirannya menuntut kepada seberapa besar penguasaan paedagogik seorang guru dan kompetensinya akan materi ajar yang dikuasai dengan penggunaan suatu metode yang tepat yang diperlukan sebagai suatu keniscayaan sebagai pengantar dalam penyampaian suatu bahan ajaran kepada anak-anak didik, apalagi pokok bahasan materi ajarnya itu menyangkut kesejarahan yang sebegitu abstrak bagi seorang guru untuk bisa di eksplorasi secara tuntas, konprehensif, transparant dan sarat dengan nilai-nilai ibrah di dalamnya, dibentangkan secara ilustratif, naratif di depan anak-anak didik hingga pada akhirnya semua yang di sajikan oleh guru itu akan benar-benar bisa diserap dan dicerna oleh para siswa.

Dan apatah lagi sejarah yang dimaksud adalah sejarah islam, yaitu menyangkut pribadi Rasulullah saw baik sebagai makhluq individu, maupun sebagai makhluq dalam strata sosialnya dan terlebih sebagai seorang pemimpin ummat secara universal, adalah suatu hal yang teramat prinsip dalam penekanan dan pengembangan nilai-nilai ajaran islam bagi sekalian ummatnya, ummat Nabi Muhammad saw.

Ada banyak metode untuk mendukung suatu pengajaran ; misalnya diawali dengan sebuah pengantar ceramah yang kita narasikan dengan cara mendongeng secara klasikal, kemudian sedikit membumbuinya dengan metode-metode lain, seperti ; dukungan visual IT, power point, maind map, konsep map, time-line, pra and pasca convention-metod, alphabet pocket-metod, dan lain-lain yang pada gilirannya, itu semua dapat di ketengahkan oleh seorang guru tergantung melihat akan kebutuhan kelas secara kondisional dalam pada saat dia menguraikan suatu pengajaran fakta sejarah.

2.      Rumusan masalah

Dari uraian pendahuluan dan latar-belakang singkat sebagaimana termaktub diatas, maka dapat diambil rumusan, sebagai berikut :
a.  Bagaimana seharusnya seorang guru dapat menyajikan bahan-bahan pokok materi pengajaran dalam kelas seefektif mungkin sehingga bisa dicerna dan dipahami oleh siswa
b  Menentukan metode apakah yang paling tepat yang seharusnya guru bawakan untuk mendukung pengajaran yang di ketengahkan atau bahkan harus dengan menggabungkan beberapa metode sekaligus untuk dapat mengeksplorasi semua pengajaran terkait bahan-bahan pokok ajaran.

3.      Tujuan

Mempertegas akan pentingnya sebuah metode atau cara-cara pengajaran yang digunakan oleh seorang guru atau dengan menggabungkan beberapa metode sekaligus dalam sebuah pengajaran di kelas




BAB - II

Untuk dapat menyajikan atau mengungkapkan sebuah fakta sejarah dengan tema “Kerisalahan Muhammad Saw” kepada anak-anak sekolah sebagai peserta didik di dalam kelas, seorang guru hendaknya dapat menyajikannya dengan beberapa pendekatan metode dalam sekaligus, di mana satu metode yang diterapkan oleh guru dengan metode lainnya masih berkaitan, saling bersinergi, saling mendukung dan menguatkan satu sama lain, dan saling melengkapi akan kekurangan masing-masing metode yang disematkan di dalamnya,  antara lain ; 

A.     Metode Ceramah (mendongeng)

Tak di pungkiri memang, bagi siapa pun, seorang guru, itu dalam mengawali pengajarannya, pasti dia melibatkan penggunaan metode caramah, paling tidak, untuk sekedar membuka (opening ceremony) dan memberi salam pembuka kepada para siswa setelah sedikit basa-basi menanyakan kesiapan mental para siswa yang tengah di hadapinya.

Kemudian, pada praktiknya guru bisa mengembangkannya lebih jauh dengan pendekatan klasikal, metode ceramah (monolog) misalnya, yakni dengan cara mendongeng yang akan dibawakan secara tradisional sebagai suatu bukti akan pelestarian kekayaan budaya bangsa yang diwariskan secara turun-temurun dari masa ke masa.

Bagi seorang guru -dalam kaitan ini-, sebisa mungkin dia dapat mengantarkan / mengetengahkan substansi pokok ajarannya secara perlahan dan hati-hati menyangkut fakta sejarah tentang kerisalahan Muhammad saw secara naratif, deskriptif, dan ilustratif. Sebab, dengan pendekatan metode “dongeng” ini, biasanya akan mengundang perhatian para siswanya untuk jauh lebih fokus akan materi-materi ajar yang tengah disampaikan seorang guru, dan metode ini juga akan terasa efektif bagi anak-anak usia dini semisal anak-anak SD dan MI, kelas I hingga kelas IV. 

Selebihnya, seorang guru boleh membenamkan metode pengjarannya dengan pendekatan-pendekatan metode lain.

B.  “Pra and Pasca Convention-Metod”

Kemudian, selain itu seorang guru juga masih terbuka peluang untuk menyisipkan dengan metode lain, yaitu dengan “Pra and Pasca Convention Metod”, adalah sebuah metode pedekatan pengajaran yang mengklasifikasikan tema sejarah berdasarkan runut “sebelum” dan “sesudah” kejadian itu berlangsung, misalnya tentang kapan terjadinya, secara garis besar dapat diuraikan dengan menyertakan moment-moment penting apa saja yang mengiringi perjalanan masa itu, uraian dan pengklasifikasiannya tersebut bisa didata dan diinventarisir sebagai berikut, antara lain :
a). Pra-Konvensional
Muhammad saw sebelum diangkat menjadi rasul (utusan Tuhan). Pada tahapan awal ini, perkembangan hidup dari masa ke masa mengiringi perjalanan sejarahnya di masa kecil hingga menuju dewasa di mana kelak dia akan menjadi manusia termulia sebagai salah seorang utusan Tuhan (Rasulullah) akhir zaman, tahapan masa hidupnya ini dapat di uraikan sebagai berikut, antara lain :
·         Masa susuan hingga kewafatan ibundanya           : (00 bulan – 07 bulan)
·         Masa susuan akhir hingga remaja awal                 : (08 bulan – 12 tahun)
·         Masa remaja akhir hingga dewasa awal                : (13 tahun – 25 tahun)
·         Masa dewasa awal hingga dewasa akhir               : (26 tahun – 35 tahun)
·         Masa dewasa akhir hingga usia matang                : (36 tahun – 40 tahun)

b). Konvensional
Muhammad saw, pada saat diangkat menjadi rasul (utusan Tuhan) hingga hijrah ke kota Yatsrib (Madinah al-Munawwaroh). Metode ini menyajikan beberapa pandangan atau perspektif baik digali secara internal dari sumber-sumber keislaman itu sendiri yang berdasarkan nash-nash al-Quran dan al-Hadits, maupun digali dari sumber-sumber lain secara eksternal di luar islam, yakni berdasarkan yang termaktub dalam Injil/Bible (kitab perjajian baru) dan Taurat (kitab perjanjian lama), yaitu dalam perspektif ahlul-kitab, antara lain ;

-          Perspektif Ahlul-Kitab
-   Dalam Taurat (Perjanjian lama) : lihat “Deuteronomy 18 : 18”
Dalam Taurat (kitab perjanjian lama milik ummat Yahudi), pada Deuteronomy 18 : 18, ada disebutkan : “Akan Aku angkat seorang Nabi dari sanak saudara mereka sebagaimana juga kenabian kepada kamu. Dan akan Kutetapkan FirmanKu ke mulutnya hingga dia akan berbicara kepada mereka semua yang akan Aku perintahkan”.

-   Dalam Injil (Perjanjian baru) : lihat “John 16:7 dan 16:13”
Dalam Injil (kitab perjanjian baru milik ummat Nashrani), Isa putra Maryam berkata : “Jika aku masih ada, maka pemberi peringatan (Conforter) itu takkan datang padamu. Tetapi jika aku pergi, maka aku akan mengirimkannya kepadamu. Ia akan membimbingmu kepada kebenaran. Sebab ia akan berbicara tentang dirinya tetapi apapun yang ia dengar, maka ia harus mengatakannya”. (Jhon 16:7 dan 16:13).

-   Perspektif Islam (Al-Quran) : lihat “QS 61 : 6”.
Dalam  Al-Quan sendiri, Allah swt berfirman : “Dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata : ((Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira akan kedatangan seorang Rasul bernama Ahmad -Muhammad-))”. QS 61:6

c). Paska-Konvensional
Muhammad saw pada saat setelah diangkat menjadi rasul (utusan Tuhan) hingga meninggal dunia. Pada tahapan ini dapat digambarkan secara periodik, yaitu periode Makkah dan periode Madinah :

-  Periode Makkah :
Muhammad, Rasulullah saw berdakwah di kota Makkah selama kurang lebih 13 (tiga belas) tahun, tepatnya 12 tahun, 5 bulan, dan 13 hari, terhitung sejak 17 Ramadhan tahun ke 14 dari kelahiran Nabi, hingga berakhir di tanggal 1 Rabiul Awal tahun ke 54 dari kelahiran Nabi.
-  Periode Madinah
Muhammad, Rasulullah saw berdakwah di kota Madinah selama kurang lebih 10 (sepuluh) tahun saja, tepatnya selama 9 tahun, 9 bulan, 9 hari, terhitung sejak masa Hijrah Nabi saw ; pada tanggal 9 Dzul-Hijjah tahun ke 63 Hijriyah hingga haji Wada`

B. “Time-Line” Metod

Kemudian, setelah pengklasifikasian sejarah “Kerisalahan Muhammad saw” berdasarkan tahapan melalui “Pra and Pasca Convention-Metod” sebagaimana diatas, seorang juga dapat mengembangkannya dengan menggunakan metode “Time-Line”, yaitu sebuah metode yang mengulas tuntas dan mendeskripsikan secara detail akan kapan terjadinya “Kerislahan Muhammad saw” dari waktu ke waktu, antara lain bisa diolah/diuraikan secara pendataan tabulasi sebagaimana di bawah ini ;

Kejadian
Kapan (waktu)
Ulasan dan Deskripsi







Pra-Konvensional
(Sebelum diangkat menjadi rasul)

*. (0 bln – 6 bln)










*. (07 bln – 12 thn)




*. (13 thn – 25 thn)



*. (26 thn – 35 thn)




*. (36 thn – 40 thn)
* Kelahiran Muhammad saw pd tahun Gajah, (+/-) pd tahun 570 m, [1] kemudian beliau di susukan oleh Halimah As-Sa’diyyah setelah sebelumnya oleh Tsuwaebah sebagai yang mula2 menyusui Rasulullah saw (ialah seorang budak pamannya, Abu Lahab) [2],. hingga memasuki usia 6 tahun Muhammad dtinggal mati oleh ibunda Sayyidah Aminah ditanah Abwa [3]
* Hidup dalam asuhan pamannya, Abu Thalib, pd usia 12 thn beliau sering dibawa berdagang ke Syam hingga tanda-tanda kenubuwwatannya ditangkap oleh pendeta Nashrani (Rahib). [4]
* Dalam hidupnya, beliau tak luput dari pantauan dan perhatian pamannya Abu Thalib, hingga dikalangan masyarakat Arab beliau digelari al-Amin, hanya krn beliau amat terpercaya. []
* Dan hingga pada usia beliau menginjak 25 tahun  beliau menikahi Sayyidah Khodijah (seorang janda rupawan) yang usianya lebih tua dari Muhammad, yaitu 40 tahun. [5]
* Pada usianya yang ke 35 tahun beliau dipercaya untuk menyolusikan peletakan hajar aswad yg sebelumnya ada perselisihan di kalangan suku Quraisy menyangkut siapakah yang paling berhak untuk menempatkan kembali hajar aswad diposisinya semula.[6]
* Pada tahun 611 m, setelah beliau genap berusia 40 tahun, kemudian beliau diangkat menjadi Rasul dengan ditandai penerimaan ayat pertama (Iqro Bismi Robbikkal-Ladzi Kholaq) oleh Allah swt yang dibawa Jibril AS, di gua Hira. [7]






Konvensional
(Pada saat diangkat menjadi rasul)

*. Perspektif
    Ahlul-Kitab   
    - Taurat





    - Injil







*. Perspektif Islam
    (Al-Quran)


* Dalam Taurat (kitab perjanjian lama milik ummat Yahudi), pada Deuteronomy 18 : 18, ada disebutkan : “Akan Aku angkat seorang Nabi dari sanak saudara mereka sebagaimana juga kenabian kepada kamu. Dan akan Kutetapkan FirmanKu ke mulutnya hingga dia akan berbicara kepada mereka semua yang akan Aku perintahkan

* Dalam Injil (kitab perjanjian baru milik ummat Nashrani), Isa putra Maryam berkata :
   Jika aku masih ada, maka pemberi peringatan (Conforter) itu takkan datang padamu. Tetapi jika aku pergi, maka aku akan mengirimkannya kepadamu. Ia akan membimbingmu kepada kebenaran. Sebab ia akan berbicara tentang dirinya tetapi apapun yang ia dengar, maka ia harus mengatakannya”. (Jhon 16:7 dan 16:13).
* Dalam  Al-Quan sendiri, Allah swt berfirman : “Dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata : ((Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira akan kedatangan seorang Rasul bernama Ahmad -Muhammad-))”. QS 61:6


Pasca-Konventional
(pada saat setelah diangkat menjadi rasul)

*. Periode Makkah


*. Periode Madinah


·      Selama 12 thn, 5 bln, 13 hr, terhitung sejak 17 Ramadhan tahun ke 14 dari kelahiran Nabi – 1 Rabiul Awal tahun ke 54 dari kelahiran Nabi.
·      Selama 9 tahun, 9 bulan, 9 hari, terhitung sejak Hijrah Nabi ; 9 Dzul-Hijah thn ke 63 Hingga haji Wada`



BAB - III

Simpulan.
Kerasulan atau kerisalahan Muhammad saw, sebenarnya sejak awal telah diisyaratkan dalam kitab-kitab sebelum Al-Quran, yakni Injil dan Taurat. Beliau adalah penutup sekaligus pelengkap risalah yang diturunkan Allah swt.

Allah swt berfirman  : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’mat-Ku. Dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu”. QS 5 : 3

Allah swt juga menegaskan : “Barang siapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang yang merugi”. QS 3 : 85

Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya.


    Daftar referensi :

    *. “Al-Quran Al-Kariiem
    *. “Holly Bible
    *. Muhammad in the Bible”. Dr. Jamal Badawi
    *. “Sahih Bukhari”. Imam Bukhari
    *. “Sunan Turmudzi”. Imam Turmudzi
    *. “Al-Mushonnaf” Ibnu Abi Syaebah
    *. “Al-Mustadrok” Imam Al-Hakim
    *. “Dalail An-Nubuwwat” Imam Al-Bayhaqi
    *. “Al-Bidayah wan-Nihayah” Ibnu Katsier
    *. “Akhbar Makkah” Imam Al-Azraqi
    *. “Sejarah Hidup Muhammad” Muhammad Husein Haekal

    <<>> 

[1]. Muhammad Husein Haekal “Sejarah Hidup Muhammad” page 1/3 Bag. Ketiga.
[2]. Ibnu Sa’d “At-Thobaqot Al-kubro” dari jalur Barroh binti Abi Tajrah, hadits marfu’
[3]. Imam Al-Bayhaqi “Syu’bul-Iman” hadits nomor 1377 (maktabah syamilah)
[4]. Imam At-Turmudzi “As-Sunan” hadits nomor 3553, (maktabah syamilah)
 Ibnu Abi Syaebah “Al-Mushonnaf” page VII/430, VIII/435 hadits nomor 95, (maktabah syamilah)
       Imam Al-Hakim “Al-Mustadrok” page X/8 hadits nomor 4195 (maktabah syamilah)
       Imam Al-Bayhaqi “Dalail An-Nubuwwat” page I/406 hadits nomor 361 (maktabah syamilah)
[5]. Ibnu Katsier “Al-Bidayah wan-Nihayah” page II/295. (Ash-Shoid Al-Fawaaid)
       Imam Al-Bayhaqi “Dalail An-Nubuwwat” page I/453 hadits nomor 404 (maktabah syamilah)
[6]. Imam Al-Azraqi “Akhbar Makkah” page I/197 hadits nomor 162,
                                                        page I/220 hadits nomor 185
[7]. Imam Bukhari “As-Sahih Al-Bukhari” page  hadits nomor 3 (maktabah syamilah)

<<>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar